Anggaran Terbatas, Dispora Kotim Andalkan Hibah dan Rencana Kerja Sama Swasta untuk Pembinaan Atlet

<p>Kepala Dispora Kotim, Wiyono saat diwawancarai belum lama ini. (Dok: Apri) </p>
Kepala Dispora Kotim, Wiyono saat diwawancarai belum lama ini. (Dok: Apri)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Pembinaan atlet di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menghadapi tantangan berat. Keterbatasan anggaran membuat Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kotim harus memutar otak untuk tetap menjaga semangat olahraga di daerah ini.

Kepala Dispora Kotim, Wiyono, mengungkapkan sebagian besar anggaran tahun ini habis untuk kebutuhan operasional. Akibatnya, ruang gerak kegiatan olahraga menjadi sangat minim.

“Untuk belanja, tahun ini hanya tersedia pembayaran TPP enam bulan. Sementara kegiatan olahraga hampir tidak ada, apalagi untuk menghadapi Porprov 2026 mendatang,” ujarnya, Sabtu (4/10/2025).

Menurut Wiyono, satu-satunya tumpuan pembinaan atlet sejauh ini datang dari hibah untuk KONI. Namun, jumlahnya justru mengalami penurunan signifikan. Tahun depan, dana hibah hanya Rp750 juta, berkurang dari Rp1 miliar tahun ini.

“Posisinya memprihatinkan. Kita belum tahu bagaimana bisa memberangkatkan atlet ke Porprov di Kotawaringin Barat tahun depan,” tambahnya.

Selain masalah anggaran, persoalan kelembagaan juga menjadi perhatian. Beberapa pengurus cabang olahraga (cabor) dan Komite Olahraga Kecamatan (KOK) hingga kini belum terbentuk. Hal ini dinilai menghambat persiapan menuju ajang Porprov.

Pada tahun 2025, hampir tak ada kegiatan olahraga yang benar-benar berasal dari anggaran Dispora. Beberapa event yang terselenggara hanya ditopang dari pokir dan hibah, seperti Musorkablub KONI serta Gubernur Cup.

“Itu pun Gubernur Cup bisa berjalan karena Kotim menjadi tuan rumah, sehingga masuk dukungan anggaran perubahan,” jelas Wiyono.

Meski begitu, Dispora Kotim tak ingin menyerah. Wiyono menegaskan pihaknya akan berupaya menggandeng pihak swasta agar ikut terlibat dalam pembinaan olahraga daerah.

“Kalau saya masih diberi amanah, kami akan merangkul perusahaan untuk mendukung pembinaan atlet melalui MoU. Dunia olahraga tidak bisa hanya ditopang pemerintah, peran swasta juga penting,” tegasnya.

Dengan kondisi ini, masa depan atlet Kotim akan sangat bergantung pada inovasi kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak.

“Harapannya, meski dengan anggaran terbatas, Kotim tetap bisa melahirkan atlet berprestasi dan bersaing di tingkat provinsi maupun nasional,” tutupnya. (ri)