40 Kasus Kebakaran Bangunan Ditangani Damkar Hingga September

<p>Petugas Damkar Kotim memadamkan api saat kegiatan simulasi, pada Rabu (8/10/2025). (Foto: Apri)</p>
Petugas Damkar Kotim memadamkan api saat kegiatan simulasi, pada Rabu (8/10/2025). (Foto: Apri)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mencatat sebanyak 40 kasus kebakaran bangunan serta delapan kejadian kebakaran lahan dan semak belukar terjadi sejak awal tahun hingga September 2025.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kotim, Atimaraahini, mengatakan seluruh kejadian tersebut dapat ditangani dengan cepat berkat kesigapan petugas dan dukungan para relawan di lapangan. 

“Kami bersyukur karena sinergi antara petugas damkar, BPBD, relawan, dan masyarakat selama ini berjalan sangat baik,” ujarnya, Kamis (9/10/2025).

Ia menjelaskan, sebagian besar kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik dan kelalaian penggunaan peralatan rumah tangga. 

“Kasus terbanyak masih karena konsleting. Kami terus mengingatkan warga agar lebih berhati-hati menggunakan alat listrik dan memastikan instalasi di rumah terpasang dengan aman,” jelasnya.

Atimaraahini menambahkan, pihaknya terus memperkuat kesiapsiagaan petugas dengan menggelar pelatihan serta simulasi gabungan pemadaman kebakaran. Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan teknis dan koordinasi antarinstansi dalam penanganan kebakaran. 

“Latihan seperti ini penting agar semua petugas memahami peran masing-masing dan dapat bekerja cepat serta efisien,” katanya.

Selain peningkatan sumber daya manusia, Damkar Kotim juga mendapatkan tambahan 40 set alat pelindung diri (APD) baru yang dianggarkan melalui pemerintah daerah bersama DPRD Kotim. 

“Kami berterima kasih atas perhatian Bupati Kotim yang terus mendukung kelengkapan peralatan. Dengan APD yang memadai, keselamatan petugas di lapangan dapat lebih terjamin,” ucapnya.

Lebih lanjut, Atimaraahini menegaskan bahwa pihaknya akan terus memperkuat koordinasi dengan kelompok relawan di setiap kecamatan. 

“Relawan menjadi garda terdepan yang biasanya lebih cepat tiba di lokasi. Sinergi ini akan terus kami tingkatkan agar penanganan kebakaran di Kotim semakin tanggap dan efektif,” pungkasnya. (ri)