Urusan Duit Rp 1 Juta, Remaja dan Ayah Tiri Nyaris Adu Senjata

TINTABORNEO.COM, Sampit – Suasana di Jalan Tidar 4, Gang Anis, Kelurahan Baamang Barat, Kecamatan Baamang, Kota Sampit, mendadak heboh pada Sabtu (6/9/2025) sekitar pukul 13.10 WIB. Seorang remaja berusia 17 tahun berinisial F nyaris menjadi korban pembacokan ayah tirinya yang berusia sekitar 60 tahun. Beruntung, warga setempat cepat melerai sehingga pertikaian tidak berujung tragedi.
Dari keterangan F, cekcok bermula dari persoalan uang Rp1 juta yang terkait dengan urusan pengeluaran motor milik temannya dari pihak kepolisian. Awalnya, F dimintai tolong temannya untuk mengurus motor yang ditahan polisi. Ayah tirinya mengaku memiliki kenalan yang bisa membantu.
“Awalnya saya hanya menanyakan masalah duit. Teman saya sudah transfer Rp750 ribu ke teman ayah tiri, tapi katanya kurang, jadi saya tambah Rp250 ribu lagi sampai terpaksa menggadaikan HP. Tapi motor belum juga keluar, makanya saya tanya,” ujar F.
F yang merasa tidak nyaman akhirnya mendesak agar ayah tirinya menghadirkan orang yang disebut-sebut bisa membantu urusan motor tersebut. Namun permintaan itu ditolak. Situasi memanas ketika sang ayah tiri melakukan kontak fisik terhadap F, hingga terjadi perlawanan.
“Waktu saya tanya dan minta orangnya dihadirkan, beliau tidak mau. Malah mukul saya. Saya lawan, lalu ibu kandung saya coba melerai. Tapi beliau malah mengambil senjata tajam dan mau membacok saya. Untung warga cepat menahan,” ucap F.
Karena merasa terancam, F yang sudah berumah tangga dan memiliki dua anak itu juga berusaha mengambil parang untuk membela diri. Namun sebelum sempat mengambil, warga sudah lebih dulu menahannya.
“Hendak ambil parang juga saya, soalnya tidak mau mati konyol. Tapi parang ada di dalam rumah, jadi keburu dipegang warga,” tambahnya.
Menurut pengakuan F, bahwa ayah tirinya ini tidak memiliki pekerjaan. “Gak kerja, makan tidur ja. Makanya saya curiga namanya juga duit, saya yang ngk nyaman dengan teman saya,” ungkapnya.
F sendiri diketahui tinggal bersama istri dan dua anaknya di Desa Kawan Batu, Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur. Namun sejak dua minggu terakhir, ia tinggal sementara di rumah orang tuanya di Sampit atas permintaan ibunya.
Peristiwa yang menyedot perhatian warga itu kemudian dilaporkan oleh warga ke Polsek Baamang. Tidak lama berselang, tiga anggota patroli yakni Aipda Khabibullah, Aipda Fahmi, dan Bripda Riko tiba di lokasi. Polisi langsung mengamankan F ke Mapolsek Baamang, sementara sang ayah tiri menyusul menggunakan kendaraan pribadi.
“Orang tuanya nanti ikut, kamu ikut dulu ke kantor,” ujar Aipda Khabibullah menenangkan F. (li)