Petani Lampuyang Terancam Gagal Panen Akibat Banjir

<p>Situasi banjir yang merendam area persawahan di wilayah selatan Kotim, Kamis (18/9/2025). (Foto: Ist)</p>
Situasi banjir yang merendam area persawahan di wilayah selatan Kotim, Kamis (18/9/2025). (Foto: Ist)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Sejumlah petani padi di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terancam gagal panen setelah hujan dengan intensitas tinggi memicu banjir yang merendam area persawahan. Kondisi ini membuat petani yang sudah bersiap memanen hasil tanamnya terpaksa menunda.

Kepala Desa Lampuyang, Muksin, mengatakan genangan air tidak sampai menenggelamkan tanaman padi, namun cukup mengganggu proses panen dan berpotensi memengaruhi hasil.

“Petani yang rencana mau panen akhirnya menunggu air surut. Untungnya tidak sampai tinggi merendam tanaman,” ujar Muksin, Kamis (18/9/2025).

Menurutnya, ancaman gagal panen bukan sekadar isapan jempol. Pada tahun 2021 dan 2022 lalu, banjir serupa sempat merendam sawah warga hingga padi tenggelam dan menyebabkan kerugian besar bagi petani.

“Semoga kejadian itu tidak terulang lagi. Kalau dalam 2–3 hari ke depan tidak hujan dan banjir surut, mereka bisa panen,” harapnya.

Muksin menegaskan, mayoritas masyarakat Desa Lampuyang menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Bahkan sekitar 90 persen warganya berprofesi sebagai petani yang sangat bergantung pada hasil panen padi.

Lebih lanjut ia menjelaskan, pemerintah saat ini sudah melakukan perbaikan drainase dengan melibatkan pemerintah kabupaten, provinsi hingga pusat. Namun, kendala utama masih berada pada pembuatan sodetan di muara Sungai Lampuyang.

“Untuk membuat sodetan masih terkendala izin karena lokasinya berada di wilayah hutan lindung. Jadi harus ada izin dari Kementerian Kehutanan,” terangnya.

Muksin menyebut, usulan izin sodetan sebenarnya sudah diajukan sejak Juni lalu, namun hingga kini masih menunggu Surat Keputusan (SK) dari kementerian.

Ia berharap, solusi jangka panjang bisa segera direalisasikan agar masyarakat tidak terus-menerus dirugikan setiap musim hujan.

“Petani Lampuyang sudah terlalu sering resah karena banjir. Semoga pemerintah pusat bisa segera mengeluarkan izin dan penanganan permanen bisa dilakukan,” pungkasnya. (ri)