Kekurangan Kapasitas Layanan Cuci Darah, Ratusan Pasien Masih Masuk Daftar Tunggu

<p>Gedung RSUD Murjani Sampit.<br />
(Foto : Dok TB)</p>
Gedung RSUD Murjani Sampit. (Foto : Dok TB)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Keterbatasan kapasitas layanan hemodialisa di RSUD dr Murjani Sampit menjadi persoalan mendesak yang kini berdampak pada ratusan pasien gagal ginjal di Kotawaringin Timur. Plt Direktur RSUD dr Murjani, dr Yulia Nofiany, menyebut kebutuhan layanan terus meningkat tetapi rumah sakit belum dapat mengakomodasi seluruh pasien.

“Pasien yang membutuhkan layanan hemodialisa terus bertambah. Dengan alat yang ada saat ini, kami belum bisa mengakomodasi seluruh permintaan. Karena itu sebagian pasien masih harus dirujuk,” ungkap Yulia, Selasa (2/9/2025).

Data rumah sakit mencatat, hingga Juli 2025 terdapat 273 pasien dalam daftar tunggu layanan cuci darah. Dari jumlah tersebut, 216 merupakan warga Kotim dan 57 lainnya dari luar daerah. Kondisi ini menunjukkan bahwa beban layanan melebihi kapasitas mesin serta sumber daya manusia yang tersedia.

Yulia menjelaskan, sebagian pasien yang tidak tertampung terpaksa harus melanjutkan perawatan ke Palangka Raya. Situasi ini tak hanya menambah biaya perjalanan dan akomodasi pasien, tetapi juga membuat jadwal terapi menjadi lebih berat bagi mereka yang menjalani hemodialisa dua kali dalam sepekan.

Di sisi lain, masalah tersebut mendapat perhatian dari DPRD Kotim. Ketua Komisi III, Dadang Siswanto, menilai kondisi ini harus segera direspons dengan solusi jangka pendek maupun jangka panjang.

 Ia mengusulkan agar pemerintah daerah menyiapkan rumah singgah di Palangka Raya untuk meringankan beban pasien yang terpaksa dirujuk.

“Beban itu sangat berat, baik secara finansial maupun psikologis. Karena itu kami menyarankan sambil menunggu layanan di Sampit diperkuat, pemerintah harus menyiapkan rumah singgah bagi pasien-pasien kita yang dirujuk,” tegas Dadang.

Ia menambahkan, DPRD siap mendukung penguatan layanan di RSUD dr Murjani, terutama terkait percepatan operasional alat-alat yang belum difungsikan. Menurutnya, antrean pasien yang terus bertambah menuntut langkah cepat dan terukur.

Sementara itu, manajemen RSUD dr Murjani masih berupaya meningkatkan kapasitas layanan guna mengurangi jumlah rujukan ke luar daerah. Yulia berharap tambahan alat dan tenaga dapat segera terealisasi, sehingga kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien gagal ginjal dapat meningkat secara signifikan. (and)