Inovasi Daun Gelinggang Siswa SMPN 1 Sampit Berpeluang Jadi Produk Unggulan Kotim

TINTABORNEO.COM, Sampit – Inovasi siswa SMPN 1 Sampit dalam mengolah daun gelinggang menarik perhatian Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor. Ia menilai penemuan tersebut berpotensi dikembangkan lebih jauh hingga menjadi produk unggulan daerah.
Halikinnor menjelaskan, sejak lama daun gelinggang dikenal masyarakat pedesaan sebagai obat tradisional untuk penyakit kulit, namun siswa SMPN 1 berhasil mengolahnya sehingga memiliki khasiat lebih luas.
“Kalau memang hasilnya baik, akan kita laporkan dulu ke BPOM. Bisa saja ini menjadi produk yang kita kembangkan, seperti hand sanitizer antis dulu. Bahkan mungkin bisa mencegah penyakit lain,” kata Halikinnor, Selasa (16/9/2025).
Menurutnya, temuan ini membuktikan bahwa generasi muda Kotim memiliki talenta dan kecerdasan yang dapat bersaing hingga level internasional. Inovasi daun gelinggang ini juga tengah diperlombakan dalam ajang World Sustainable Development Goal Challenge di Kuala Lumpur, Malaysia.
“Ini membuktikan anak-anak kita punya kemampuan luar biasa. Harapan kita, mereka bisa membawa nama baik daerah, bahkan Indonesia, di kancah internasional,” ujarnya.
Lebih jauh, Halikinnor menegaskan bahwa prestasi siswa SMPN 1 Sampit harus menjadi contoh bagi sekolah lain untuk memberi ruang lebih luas pada siswa dalam berinovasi. Ia menekankan pentingnya dukungan sekolah dan orang tua agar anak-anak bisa mengembangkan potensinya.
“Kalau orang tua dan sekolah mendukung, anak-anak bisa mengeksplor kemampuan mereka. Inovasi seperti ini tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tapi juga bisa menjadi nilai tambah untuk daerah,” tegasnya.
Ia pun menyebut, manfaat inovasi tersebut tidak berhenti pada perlombaan, melainkan bisa dikembangkan lebih jauh sebagai produk bernilai ekonomi.
“Bisa saja satu produk punya banyak manfaat, bukan hanya satu. Kalau diteliti lebih dalam, ini bisa menjadi peluang besar,” imbuhnya.
Dengan potensi itu, Pemkab Kotim siap mendorong penelitian lanjutan agar inovasi berbahan alami khas daerah bisa bersaing di pasar nasional maupun internasional. (ri)