Diduga Depresi, Penumpang KM Dharma Rucitra VI Lompat ke Laut di Perairan Sampit

TINTABORNEO.COM, Sampit – Perjalanan laut dari Sampit menuju Semarang diwarnai insiden mengejutkan. Seorang penumpang KM Dharma Rucitra VI, berinisial SO asal Surabaya, Jawa Timur, diduga mengalami depresi hingga nekat melompat ke laut pada Senin (1/9/2025) sekitar pukul 06.13 WIB.
Peristiwa ini bermula saat kapal milik PT Dharma Lautan Utama (DLU) itu bertolak dari Pelabuhan Sampit pada pukul 01.30 WIB menuju Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Sekitar lima jam kemudian, tepat pukul 06.10 WIB, salah satu penumpang melaporkan bahwa terdapat seorang pria yang terlihat sakit dan mengalami gangguan mental. Korban kemudian diperiksa oleh mantri kapal, namun hanya berselang beberapa menit, situasi berubah menjadi dramatis.
Pada pukul 06.13 WIB, korban tiba-tiba berlari ke arah geladak kapal. Petugas kebersihan sempat berusaha menahan, tetapi dalam hitungan detik, SO langsung melompat ke laut. Lokasi jatuhnya korban tercatat di koordinat 03°18.087’E / 113°05.295’E, berjarak sekitar 15 mil laut dari Pelabuhan Sampit.
Nahkoda kapal, Usman Rodik M. Mar, langsung mengambil alih komando. Perwira jaga menekan tombol Man Over Board (MOB) pada GPS, dan petugas keamanan melemparkan lifebuoy lengkap dengan lampu serta tali ke arah jatuhnya korban. Kapal kemudian bermanuver hingga tiga kali untuk melakukan pencarian di sekitar lokasi. Namun, upaya pencarian tidak membuahkan hasil. Satu-satunya yang ditemukan hanyalah lifebuoy yang sudah mengapung tanpa keberadaan korban.
Selanjutnya, pada pukul 06.16 WIB pihak kapal menyiarkan informasi orang jatuh ke laut melalui saluran komunikasi Channel 16, serta melaporkan kejadian kepada Kantor Cabang DLU di Sampit. Setelah pencarian dilakukan hampir satu jam tanpa hasil, kapal akhirnya melanjutkan perjalanan menuju Semarang pada pukul 07.15 WIB.
Manager PT DLU Cabang Sampit, Hendrik Sugiharto, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebut pihak perusahaan sudah berkoordinasi dengan keluarga korban di Surabaya.
“Kita sudah menghubungi keluarga korban dan mereka sudah menerima musibah ini dengan ikhlas. Pihak kapal juga telah melakukan prosedur sesuai standar operasional dalam menghadapi situasi darurat,” ujarnya, Selasa (2/9/2025).
Hingga berita ini diterbitkan, pencarian terhadap korban masih akan dilanjutkan dengan melibatkan pihak berwenang, termasuk Basarnas, di perairan tempat insiden terjadi. Kasus ini menambah daftar panjang tragedi penumpang kapal yang diduga mengalami depresi dan nekat mengakhiri hidup dengan cara melompat ke laut. (li)