Dewan Minta Masalah Ternak Rusak Kebun Warga Diselesaikan Lewat Musyawarah

TINTABORNEO.COM, Sampit – Persoalan ternak sapi yang kerap masuk dan merusak kebun warga di Desa Bapeang, Kecamatan MB Ketapang, Kotawaringin Timur (Kotim), mendapat perhatian anggota DPRD Kotim Dapil I, SP Lumban Gaol. Ia menegaskan masalah ini perlu segera diselesaikan dengan cara musyawarah.
Menurutnya, jalur kekeluargaan sangat penting agar tidak menimbulkan konflik yang lebih besar di masyarakat.
“Kalau memang masalah ini sudah berlangsung lama dan berulang, maka jalan terbaik adalah dimusyawarahkan di tingkat RT atau RW. Pemilik sapi dan warga yang merasa dirugikan harus dipertemukan,” ujarnya, Sabtu (6/9/2025).
Politisi Demokrat ini menambahkan, bila musyawarah tingkat RT dan RW tidak membuahkan hasil, maka kepala desa perlu turun langsung sebagai penengah.
“Hal ini demi menjaga suasana tetap kondusif, sekaligus mencegah kerugian yang lebih besar baik bagi warga maupun pemilik ternak,” tegasnya.
Ia mengingatkan, jika persoalan ini dibiarkan berlarut, potensi kesalahpahaman hingga bentrokan antarwarga bisa saja terjadi. Karena itu, ia meminta pemilik ternak lebih bertanggung jawab dengan cara mengawasi atau mengandangkan sapinya.
“Kami harap semua pihak tetap mengedepankan kearifan lokal. Jangan sampai masalah kecil berubah menjadi konflik sosial. Musyawarah adalah jalan terbaik,” pungkasnya.
Sebelumnya, warga Desa Bapeang mengeluhkan ternak sapi milik tetangga yang kerap masuk ke kebun maupun halaman rumah. Keluhan ini bahkan sudah terjadi sejak lama, namun hingga kini belum ada penyelesaian. Pada Kamis (4/9/2025) malam, seekor sapi kembali masuk ke kebun warga dan merusak tanaman.
“Sudah dilaporkan ke RT dan juga ke pihak adat, tapi tidak ada solusi. Padahal orang tua saya rajin menanam cabai, singkong, dan tanaman lain, tapi selalu habis dimakan sapi,” ungkap salah seorang warga, Jumat (5/9/2025).
Ia mengaku lelah menghadapi situasi ini. “Kalau ditegur, justru kami dimusuhi. Jadi bingung harus bagaimana. Harapan saya ada jalan keluar, supaya warga lain juga bisa bertanam dengan tenang tanpa diganggu,” tambahnya.
Warga lainnya juga mengeluhkan kotoran sapi yang berserakan hingga ke teras rumah. Mereka berharap pihak berwenang bisa turun tangan agar pemilik ternak lebih peduli dan tidak membiarkan sapi bebas merusak kebun maupun mengotori lingkungan. (ri)