Banjir Landa Enam Kecamatan di Kotim, Layanan Kesehatan Terganggu

<p>Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kotim, Nugroho Kuncoro Yudho saat mengikuti rapat koordinasi lintas sektor di Pusdalops BPBD Kotim, pada Jumat (12/9/2025). (Foto: Apri) </p>
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kotim, Nugroho Kuncoro Yudho saat mengikuti rapat koordinasi lintas sektor di Pusdalops BPBD Kotim, pada Jumat (12/9/2025). (Foto: Apri)
Bagikan

‎‎TINTABORNEO.COM, Sampit – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Multazam, mengatakan banjir terjadi akibat curah hujan tinggi disertai pasang sungai yang memicu luapan air di sejumlah desa.

‎“Lokasi yang terdampak ada enam kecamatan. Di Kecamatan Cempaga Hulu misalnya, banjir sempat mengganggu distribusi karena badan jalan terendam, namun saat ini sudah mulai surut. Meski begitu, potensi kenaikan kembali masih ada. Di Desa Bajarau, Kecamatan Parenggean, ketinggian air naik 30 cm dalam 24 jam terakhir, dari 65 cm menjadi 95 cm,” ujar Multazam, Jumat (12/9/2025).

‎Hal itu disampaikan Multazam usai menggelar rapat koordinasi lintas sektor dan menetapkan status siaga banjir, menyusul adanya banjir yang melanda 17 desa di 6 kecamatan.

‎Selain itu, jalan sepanjang 7,3 kilometer dari Tanjung Jariangau menuju Kuala Kuayan melalui Desa Bawan juga terendam banjir sehingga tidak bisa difungsikan.

‎“Kami akan berkoordinasi dengan pihak kecamatan untuk rekayasa jalur distribusi masyarakat agar tetap bisa beraktivitas,” tambahnya.

‎Multazam mengaku terus memantau perkembangan debit air seperti di Desa Hanjalipan yang diperkirakan mengalami kenaikan muka air dalam beberapa hari ke depan. Ia juga mengingatkan masyarakat agar lebih waspada, khususnya terhadap kemungkinan banjir yang terjadi pada malam hari.

‎“Kami sudah mengingatkan warga untuk mengamankan barang-barang berharga dan surat penting. Jangan sampai saat air naik tiba-tiba, masyarakat panik dan mengalami kerugian besar,” tegasnya.

‎BPBD Kotim saat ini telah menyiagakan peralatan dan personel, meskipun dengan jumlah yang terbatas. Dukungan dari aparat TNI-Polri, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas disebut sangat membantu di lapangan.

‎Di sisi lain, Multazam menyebut ketersediaan bahan pangan pokok masih mencukupi.

‎“Dari laporan rekan-rekan pertanian, stok pangan cukup tersedia. Harapan kita distribusi tidak terganggu sehingga kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi,” katanya.

‎BPBD juga telah meminta dukungan perusahaan di wilayah konsesi untuk membantu normalisasi saluran air, seperti di Desa Beringin Tunggaljaya.

Banjir juga menyebabkan terganggunya pelayanan kesehatan, di Puskesmas Pembantu (Pustu) di Desa Lunuk Bagantung, Kecamatan Bukit Santuai.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim, Nugroho Kuncoro Yudho mengatakan bahwa pihaknya telah menginstruksikan seluruh tenaga medis di puskesmas, pustu, maupun poskesdes untuk tetap siaga melayani masyarakat.

“Jika ada warga yang membutuhkan layanan, tenaga kesehatan bisa segera menangani di lokasi masing-masing,” jelas Nugroho.

Selain kesiagaan tenaga medis, pihaknya juga memastikan ketersediaan obat-obatan dan bahan medis habis pakai di setiap fasilitas kesehatan. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi kendala distribusi akibat akses transportasi yang terganggu banjir.

“Pak Kadis sudah menginstruksikan agar persediaan obat dan bahan medis dipenuhi lebih dulu, jadi kalau nanti akses terhambat pelayanan kesehatan tetap berjalan,” tambahnya.

Dinas Kesehatan pun mengimbau masyarakat tetap menjaga kebersihan dan memanfaatkan layanan kesehatan terdekat jika mengalami gangguan kesehatan. (ri)