Warga Diimbau Bersabar Selama Perbaikan Jembatan Sei Lenggana

Nampak arus lalu lintas di Jalan Jendral Sudirman Km 20 berjalan lancar, pada Jumat (2/8/2025) malam. (Foto: Ist)
TINTABORNEO.COM, Sampit – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat pekerjaan perbaikan jembatan di Jalan Nasional Kilometer 20, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Proyek perbaikan tersebut saat ini tengah dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Provinsi Kalimantan Tengah.
Wakil Bupati Kotim, Irawati, mengatakan bahwa adanya pekerjaan tersebut mengakibatkan rekayasa lalu lintas di ruas jalan penghubung utama Sampit–Pangkalan Bun dan sebaliknya.
“Atas nama Pemerintah Daerah, kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh pengguna jalan, khususnya yang melewati jalur nasional di Km 20. Saat ini sedang dilakukan perbaikan Jembatan Sei Lenggana oleh pihak Kementerian PUPR,” ujar Irawati, Sabtu (2/8/2025).
Rekayasa lalu lintas sementara diterapkan untuk memastikan kelancaran dan keselamatan arus kendaraan. Pemerintah daerah juga mengimbau kepada pengguna jalan untuk lebih bersabar selama masa pengerjaan berlangsung.
“Kami mengimbau agar pengguna jalan lebih mengutamakan kendaraan darurat, terutama ambulans. Mohon kesabaran dan kerja samanya demi kelancaran serta keselamatan bersama,” tambah Irawati.
Pemerintah memastikan bahwa proses perbaikan jembatan berjalan sesuai jadwal. Ditargetkan, seluruh pekerjaan rampung pada akhir Desember 2025, sehingga jalur nasional tersebut dapat kembali digunakan secara normal.
“Insya Allah, pekerjaan jembatan ini akan selesai pada akhir tahun ini. Harapan kami, setelah rampung nanti, konektivitas antara Sampit dan Pangkalan Bun akan jauh lebih baik dan aman,” tuturnya.
Perbaikan Jembatan Sei Lenggana merupakan bagian dari upaya peningkatan infrastruktur jalan nasional yang dibiayai pemerintah pusat, guna mendukung mobilitas masyarakat dan kelancaran arus logistik antarwilayah di Kalimantan Tengah. (ri)