Sambit HUT RI ke-80, Lapas Sampit Gelar Pekan Olahraga dan Seni

Kalapas Sampit, Muhammad Yani bersama jajaran dan perwakilan warga binaan saat melepas balon ke udara menandai dimulainya kegiatan, Rabu (6/8/2025). (Foto: Ist)
TINTABORNEO.COM, Sampit – Semangat kemerdekaan menggema hingga ke balik tembok Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sampit. Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Lapas Sampit menggelar Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) yang dibuka secara meriah, Rabu (6/8/2025).
Lapangan dalam lapas dipenuhi sorak sorai antusias dari para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan petugas. Momen simbolis pelepasan balon ke udara oleh Kepala Lapas Sampit, Muhammad Yani menandai dimulainya kegiatan, membawa pesan kuat tentang semangat kebebasan, persatuan, dan harapan baru.
“Kegiatan ini bukan sekadar ajang perlombaan, tapi bagian dari proses pembinaan. Kami ingin menumbuhkan sportivitas, kreativitas, dan nasionalisme di lingkungan Lapas,” ujar Yani.
Porseni Lapas Sampit akan berlangsung hingga 20 Agustus 2025, melibatkan seluruh WBP dan petugas pemasyarakatan. Sebanyak 10 cabang lomba disiapkan untuk warga binaan, mulai dari olahraga seperti futsal, tenis meja, dan catur, hingga lomba seni seperti karaoke, puisi, dan lukis. Sementara itu, 3 lomba khusus digelar untuk para petugas, menumbuhkan rasa kebersamaan di antara para aparatur pemasyarakatan.
“Kami ingin semua warga binaan merasakan semangat HUT RI seperti masyarakat di luar sana. Ini bagian dari hak mereka sebagai warga negara, sekaligus medium pembinaan karakter yang menyenangkan,” tambah Yani.
Lebih dari sekadar hiburan, kegiatan ini menjadi ruang untuk menumbuhkan mental positif, membangun karakter, dan mempererat hubungan antarsesama dalam lingkungan lapas. Spirit kebangsaan dikemas dalam aktivitas kreatif, menciptakan atmosfer kebersamaan yang hangat di tengah keterbatasan ruang gerak.
“Kami berharap Pekan Olahraga dan Seni ini bisa menjadi momen pemulihan diri, memunculkan semangat baru, dan membuka jalan rekonsiliasi dengan diri sendiri maupun sesama,” tuturnya.
Dengan komitmen kuat dari jajaran Lapas Kelas IIB Sampit, kegiatan ini menjadi bukti bahwa pemasyarakatan bukan hanya soal hukuman, tetapi juga soal pembinaan dan harapan akan perubahan.
“Melalui program seperti ini, semangat kemerdekaan tidak hanya menjadi seremoni, tetapi juga nilai yang dihidupkan dalam setiap langkah perbaikan bagi para warga binaan khususnya di Lapas Sampit,” tutupnya. (ri)