Pelayanan Menumpuk, Puskesmas Baru Diusulkan Berdiri di Eka Bahurui

|
<p>Camat MB Ketapang, Irpansyah saat meninjau lokasi yang diusulkan menjadi Puskesmas baru. (Foto: Ist) </p>

Camat MB Ketapang, Irpansyah saat meninjau lokasi yang diusulkan menjadi Puskesmas baru. (Foto: Ist) 


TINTABORNEO.COM, Sampit – Pemerintah Kecamatan Mentawa Baru (MB) Ketapang mengusulkan pembangunan puskesmas baru guna mengatasi beban pelayanan kesehatan yang kian meningkat, khususnya di wilayah kerja Puskesmas Ketapang 2 yang kini melayani hampir 60 ribu jiwa.

Camat MB Ketapang, Irpansyah, mengungkapkan bahwa pelayanan di Puskesmas Ketapang 2 sudah melampaui kapasitas ideal. Untuk itu, diperlukan fasilitas layanan kesehatan tambahan yang mampu menjangkau masyarakat secara lebih merata dan optimal.

“Kami ingin membangun kembali puskesmas yang baru karena pelayanan di Puskesmas Ketapang 2 sudah cukup besar, mencapai hampir 60 ribu penduduk. Ke depan, puskesmas baru ini diharapkan bisa mengcover lima desa yang saat ini masih ditangani Ketapang 2,” ujar Irpansyah, Sabtu (9/8/2025).

Menurutnya, kajian awal bersama Dinas Kesehatan dan pihak puskesmas telah dilakukan, dan lokasi yang dinilai paling memungkinkan berada di Desa Eka Bahurui. Rencana ini akan melengkapi tiga puskesmas yang sudah ada, yakni Ketapang 1, Ketapang 2, dan Pasir Putih.

“Kalau bisa, tahun 2027 sudah terlaksana dan berdiri. Penduduk Ketapang sekarang kurang lebih 110 ribu jiwa, sementara beban kerja puskesmas tidak seimbang. Hampir 60 ribu penduduk berada di wilayah kerja Ketapang 2, sisanya terbagi antara Ketapang 1 dan Pasir Putih. Kalau tidak kita siapkan dari sekarang, 10 tahun ke depan pasti akan kewalahan,” jelasnya.

Selain beban jumlah penduduk, keterbatasan tenaga medis juga menjadi alasan mendesak. Di Puskesmas Ketapang 2, hanya terdapat sekitar 80 tenaga medis, yang kerap kewalahan menangani pasien setiap harinya.

“Antrian pasien sering panjang. Pihak puskesmas sendiri mengakui hal ini, makanya kami harapkan pembangunan puskesmas baru bisa menjadi solusi,” katanya.

Irpansyah juga menyoroti pentingnya pemilihan lokasi yang strategis. Lahan yang diusulkan memiliki lebar 49 meter dan panjang lebih dari 100 meter, serta berada di pinggir jalan utama. Hal ini dianggap ideal untuk mendukung layanan Unit Gawat Darurat (UGD).

“Kami memang mengharapkan di pinggir jalan, supaya kalau ada kecelakaan, terutama di Desa Bapanggang yang lokasinya di jalan besar, pasien bisa langsung ditangani di situ. Selama ini, kalau dibawa ke Sampit memakan waktu, sementara penanganan darurat itu butuh kecepatan,” tegasnya.

Dengan adanya puskesmas baru, Irpansyah optimistis pelayanan kesehatan di MB Ketapang akan semakin merata dan efektif. Ia menyebut bahwa pembangunan ini merupakan bentuk investasi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

“Kami berbicara jangka panjang. Pembangunan puskesmas ini adalah investasi untuk lima sampai sepuluh tahun ke depan demi kesehatan masyarakat,” pungkasnya. (ri)