Pedagang Ikan di Dalam Pasar Keramat Keluhkan Penurunan Omset

|
<p>Salah satu pedagang ikan Pasar Keramat, Rusmiati saat diwawancarai, Selasa (5/8/2025). (Foto: Apri) </p>

Salah satu pedagang ikan Pasar Keramat, Rusmiati saat diwawancarai, Selasa (5/8/2025). (Foto: Apri) 


TINTABORNEO.COM, Sampit – Keberadaan pedagang ikan di luar kawasan Pasar Keramat, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), berdampak pada merosotnya pendapatan pedagang yang masih bertahan di dalam pasar. Sejumlah lapak di dalam pasar kini sepi pembeli, sementara aktivitas jual beli justru ramai di luar pasar.

Salah satu pedagang ikan Pasar Keramat, Rusmiati, mengaku penjualan hariannya menurun drastis sejak banyak pedagang mulai membuka lapak di luar. Ia menyebut kondisi ini mulai terjadi usai renovasi pasar beberapa tahun lalu.

“Kalau dulu bisa jual 70 sampai 80 kilo sehari. Sekarang bawa setengah pikul saja, kadang sampai dua hari baru habis,” ungkapnya saat ditemui, Selasa (5/8/2025).

Menurut Rusmiati, saat perbaikan pasar dilakukan, para pedagang sempat dipindahkan ke area belakang sebagai lokasi sementara. Namun setelahnya, sebagian pedagang justru memilih tetap berjualan di luar, menyebabkan bagian dalam pasar semakin sepi.

Selain menurunnya pembeli, pedagang dalam pasar juga harus menanggung biaya operasional bulanan, seperti keamanan, pengangkutan sampah, air bersih, hingga listrik.

“Keamanan sekitar Rp44 ribu, sampah Rp60 ribu, air Rp70 ribu, dan lampu Rp10 ribu per bulan. Totalnya sekitar Rp184 ribu, belum termasuk sewa,” jelasnya.

Ia berharap ada penertiban lapak liar dilakukan menyeluruh, agar pedagang di dalam pasar tidak terus dirugikan akibat persaingan yang tidak seimbang. (ri)