Pasien Cuci Darah Tahun 2024 di RSUD Murjani Capai 7.764 Pasien 

<p>Plt Direktur RSUD dr Murjani Sampit, dr Yulia Nofiany saat mendampingi Kepala Dinkes Kotim meninjau ruangan pasien cuci darah. (Dok: Apri) </p>
Plt Direktur RSUD dr Murjani Sampit, dr Yulia Nofiany saat mendampingi Kepala Dinkes Kotim meninjau ruangan pasien cuci darah. (Dok: Apri)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Kasus gagal ginjal di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus menunjukkan tren peningkatan setiap tahun. Kondisi ini membuat banyak pasien harus menjalani cuci darah seumur hidup demi mempertahankan kualitas hidupnya. RSUD dr Murjani Sampit pun berupaya memperkuat pelayanan bagi mereka yang tengah berjuang melawan penyakit ini.

Data RSUD dr Murjani mencatat, jumlah pasien gagal ginjal kronis baik rawat jalan maupun rawat inap terus bertambah. Tahun 2020 tercatat 1.196 pasien, tahun 2021 meningkat menjadi 3.752 pasien, lalu melonjak menjadi 6.618 pasien pada 2022. Meski sedikit menurun pada 2023 menjadi 6.574 pasien, jumlahnya kembali naik pada 2024 dengan 7.764 pasien.

Secara rinci pada 2024, pasien rawat jalan mencapai 6.940 orang, rawat inap 643 orang, dan pasien baru 181 orang. Sementara itu, pada Januari–Juli 2025 saja, sudah ada 3.989 pasien rawat jalan yang menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.

Plt Direktur RSUD dr Murjani Sampit, Yulia Nofiany, mengatakan tren meningkatnya pasien gagal ginjal otomatis menambah jumlah pasien yang harus menjalani cuci darah rutin dua kali seminggu di Unit Dialisis.

“Pola hidup dan pola makan masyarakat saat ini banyak berubah. Kalau dulu rata-rata penderita gagal ginjal berusia 40–60 tahun, kini banyak pasien berusia 20–30 tahun, bahkan pernah ada yang baru 18 tahun sudah harus cuci darah,” ungkapnya, Sabtu (9/8/2025).

Untuk mengantisipasi lonjakan pasien, RSUD dr Murjani telah mengajukan izin rekomendasi operasional penambahan delapan unit mesin dialisis kepada Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) Jawa Timur. 

“Kami harap langkah ini akan mampu meningkatkan kapasitas layanan khususnya di RSUD dr Murjani,” ucapnya. 

Sebelumnya, Koordinator Wilayah Pernefri Jawa Timur Regional Kalimantan, dr Widodo selaku konsultan ginjal hipertensi, telah melakukan visitasi dan supervisi kesiapan Unit Dialisis pada Kamis (24/7) lalu. Kunjungan ini menjadi bagian dari proses evaluasi sebelum izin tambahan mesin dikeluarkan. (ri)