Minim Peminat, Regenerasi Jadi Kendala Pelestarian Kerajinan Lokal Kotim
TINTABORNEO.COM, Sampit – Regenerasi generasi muda menjadi kendala utama dalam pelestarian kerajinan lokal di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Tim Kreatif Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kotim, John Mayloozky, menyebut minimnya minat anak muda terjun ke dunia kerajinan mengancam keberlanjutan produk khas daerah.
“Kalau dulu sejak SD sudah ada muatan lokal menganyam daun pisang, sekarang sudah jarang sekali. Harapannya pelajaran semacam ini bisa digalakkan kembali agar ada regenerasi pengrajin,” ujar John, Rabu (27/8/2025).
Sejumlah kerajinan khas Kotim yang berpotensi menjadi unggulan antara lain olahan limbah kayu menjadi cobek, talenan, dan piring, serta anyaman rotan, batik ecoprint, kerajinan purun, dan ukiran kayu.
“Tanpa keterlibatan generasi muda kita maka produk-produk ini dikhawatirkan sulit bertahan dalam jangka panjang,” tambahnya.
John menjelaskan, Dekranasda Kotim yang masih terbilang baru saat ini tengah melakukan inventarisasi serta merangkul para pengrajin melalui dinas terkait, termasuk Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan (KUKMPP).
Langkah ini menjadi bagian dari strategi awal memperkuat jaringan pengrajin lokal. Selain itu, pihaknya juga mendorong agar pengrajin lokal yang memiliki keahlian dapat memperoleh sertifikasi resmi.
Dengan begitu, mereka bisa menjadi tenaga pelatih dan tidak lagi bergantung pada instruktur dari luar daerah.
“Kalau mereka punya sertifikasi, bisa mengajar di luar daerah sekalipun, tapi tetap kembali ke induknya, yakni Dekranasda Kotim,” tegas John.
Ia menilai, keberadaan tenaga pelatih dari kalangan lokal tidak hanya memperkuat kualitas pengrajin, tetapi juga memberi ruang bagi regenerasi. Dengan adanya role model, diharapkan anak-anak muda semakin termotivasi menekuni bidang kerajinan.
John menambahkan, upaya ini membutuhkan dukungan semua pihak, baik pemerintah, sekolah, maupun masyarakat.
“Kalau regenerasi tidak berjalan, pelestarian kerajinan lokal hanya akan berhenti di satu generasi,” pungkasnya. (ri)