Krisis Air Bersih Tahunan Di Selatan Kotim Harus Jadi Perhatian Serius

TINTABORNEO.COM, Sampit – Wakil Ketua II DPRD Kotawaringin Timur (Kotim), Rudianur, menyoroti persoalan krisis air bersih yang terus berulang di wilayah selatan Kotim saat musim kemarau tiba. Hal itu disampaikannya usai mengikuti Apel Kesiapsiagaan Karhutla di halaman BPBD Kotim, Senin (4/8/2025).
Ia menyebutkan, daerah seperti Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, Pulau Hanaut, dan Teluk Sampit, setiap tahun selalu menghadapi kekurangan pasokan air bersih. “Kondisi ini sudah seperti agenda tahunan. Saat musim kemarau datang, pasti terjadi krisis air di wilayah selatan,” ujarnya.
Rudianur yang juga politisi Partai Golkar ini mengapresiasi suplai air bersih dari Bagendang Hilir ke Sungai Ijum. Namun, menurutnya, itu belum cukup untuk mengantisipasi kebutuhan yang semakin besar jika kekeringan berlangsung lama.
“Perlu perencanaan jangka panjang seperti pipanisasi air bersih ke wilayah seberang. Jadi, pompa besar dari Bagendang bisa mendorong air hingga ke daerah-daerah yang sulit dijangkau,” jelasnya. Ia menilai, pembangunan infrastruktur air bersih tersebut perlu dukungan anggaran pemerintah dan kolaborasi dengan program CSR perusahaan.
Selain krisis air bersih, ia juga menyinggung peran CSR dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“CSR harus benar-benar menyentuh masyarakat, bukan hanya simbolik. Pemerintah tinggal mengelola dengan baik agar tepat sasaran,” tambahnya.
Mengenai apel kesiapsiagaan karhutla, ia menyebutnya sebagai langkah preventif yang tepat untuk menghindari bencana lebih besar. Rudianur menambahkan bahwa hujan yang turun di wilayah tengah Kotim belum menjangkau kawasan selatan yang masih mengalami kekeringan.
Ia juga menyoroti kerja sama antara Pemkab Kotim dan Pemkab Seruyan yang sudah menjalin MoU dalam penanganan karhutla di wilayah perbatasan.
“Ini kerja sama yang bagus. Jika terjadi karhutla atau krisis air, kedua daerah bisa saling membantu. Semua pihak harus terlibat,” tegasnya. (ri)