Harga Beras di Kotim Merangkak Naik, Dinas Perdagangan Selidiki Dugaan Beras Oplosan

|
<p>Plt Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kotim, Johny Tangkere. (Dok: Apri) </p>

Plt Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kotim, Johny Tangkere. (Dok: Apri) 


TINTABORNEO.COM, Sampit – Tren kenaikan harga beras di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) belakangan ini mulai meresahkan masyarakat. Pemerintah daerah pun bergerak cepat melakukan penyelidikan, bahkan mengirim sampel beras ke Palangka Raya untuk memastikan kualitasnya.

Plt Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kotim, Johny Tangkere, mengatakan pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium dari Balai di Palangka Raya. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah kenaikan harga beras dipicu oleh adanya beras oplosan atau faktor lain.

“Karena di Kotim kita belum punya laboratorium khusus untuk uji kualitas beras, jadi sampel kita kirim ke Palangka Raya. Kita ingin tahu apakah benar ada oplosan atau tidak,” ujarnya, Sabtu (16/8/2025).

Sebelumnya, Johny bersama timnya juga telah melakukan pengecekan langsung ke sejumlah gudang beras dan swalayan di Sampit. Dari hasil pengecekan, ditemukan adanya selisih bobot pada kemasan beras di dua swalayan, meski masih dalam batas toleransi.

“Kalau soal bobot kemarin kita cek langsung, sebagian besar sesuai. Hanya ada dua swalayan yang kurang sekitar 150 gram, tapi itu masih dalam batas toleransi. Jadi untuk kualitasnya tetap harus menunggu hasil uji lab,” jelas Johny.

Ia menegaskan pemerintah akan terus mengawasi peredaran beras di pasaran. Jika terbukti ada pelanggaran atau praktik curang, maka tindakan tegas akan diambil.

“Kita ingin masyarakat mendapat beras yang layak konsumsi dengan harga yang wajar. Karena itu, semua kemungkinan kita telusuri, termasuk dugaan oplosan ini,” tandasnya. (ri)