Ditengah Kekhawatiran Karhutla, Petani Gembira Turun Hujan

|
<p>Suasana hujan yang sedang melanda Kota Sampit dan sekitarnya pada Sabtu (2/8/2025) malam. (Foto: Agus) </p>

Suasana hujan yang sedang melanda Kota Sampit dan sekitarnya pada Sabtu (2/8/2025) malam. (Foto: Agus) 


TINTABORNEO.COM, Sampit – Setelah sepekan terakhir ini, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai bermunculan di Kota Sampit,  hujan akhirnya turun di sebagian wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah. Fenomena ini disambut suka cita oleh masyarakat, khususnya para petani yang selama ini dihantui kekeringan dan ancaman gagal panen.

Hujan pada Sabtu malam (2/8/2025), di beberapa kecamatan, termasuk wilayah di Kota Sampit. Selain membantu meredam titik-titik api, guyuran air hujan juga memberikan harapan baru bagi masyarakat yang bergantung pada sektor pertanian.

Salah seorang warga Desa Sebabi, Kecamatan Telawang, Bambang (52), mengaku sangat bersyukur atas turunnya hujan. Ia mengatakan bahwa ladang miliknya sudah mulai kering  akibat beberapa waktu hujan belum turun. Selain itu juga dirinya, dilanda ketakutan, karena cuaca panas beberapa hari terakhir ini bisa menyebabkan titik api muncul sehingga memicu kebakaran. 

“Syukur Alhamdulillah, hujan akhirnya turun. Kami sebagai petani sangat lega karena tanaman bisa kembali segar. Air hujan ini sangat berarti, apalagi musim kemarau belum tahu sampai kapan berakhir,” kata Bambang kepada wartawan, Rabu (2/8).

Tak hanya petani, masyarakat umum juga menyambut baik turunnya hujan, jika kemarau terus melanda, bukan tidak mungkin masyarakat bisa merasakan asap yang disebabkan karhutla.

Bambang menambahkan, selain membantu pertanian, hujan yang turun juga mengurangi resiko  kebakaran hutan yang sewaktu-waktu bisa terjadi. 

“Hujan turun membuat hati kami lega, karena hal ini bisa meminimalisir terjadi nya kebakaran hutan. Karena kami sudah trauma dengan kebakaran hutan ini, soalnya bisa menyebabkan asap yang bisa berbahaya bagi pernapasan akan dan keluarga,” tutupnya. (li)