Calon Anggota Paskibraka Jalani Pusdiklat di Desa Bahagia 

<p>Calon anggota Paskibraka Kotim mengikuti pembukaan Pusdiklat, Senin (4/8/2025). (Foto : Andri)</p>
Calon anggota Paskibraka Kotim mengikuti pembukaan Pusdiklat, Senin (4/8/2025). (Foto : Andri)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit-Pemusatan Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) bagi 70 calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Kotawaringin Timur tahun 2025 telah dimulai. Mereka menjalani pendidikan dan pelatihan intensif di “Desa Bahagia” julukan untuk tempat penampungan mereka selama menjalani Pusdiklat di asrama Balai Diklat Aparatur BKPSDM Kotim. 

Di tempat inilah para peserta digembleng secara fisik dan mental untuk menjadi pasukan pengibar bendera yang tangguh sekaligus calon pemimpin berkarakter Pancasila.

Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kotim, Eddy Hidayat Setiadi, menjelaskan bahwa Pusdiklat merupakan masa pelatihan terpusat atau training centre untuk mempersiapkan para calon Paskibraka agar menjadi pasukan yang tangguh, disiplin, bertanggung jawab, dan penuh dedikasi.

“Tujuan utamanya adalah mempersiapkan calon Paskibraka agar siap menjalankan tugas sebagai pasukan pengibar bendera pada peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2025. Namun lebih dari itu, kegiatan ini juga bertujuan membentuk kader pemimpin masa depan yang berkarakter Pancasila,” ujar EddyEddy,  Senin (4/8/2025).

Para peserta berasal dari SMA, SMK, dan MA negeri maupun swasta se-Kabupaten Kotim. Dari total 70 peserta, 48 adalah putra dan 22 putri.

Kegiatan berlangsung selama 15 hari, mulai 4 hingga 18 Agustus 2025. Kurikulum yang digunakan mengacu pada metode pembelajaran aktif, pelatihan fisik, dan pengasuhan mental. Materi pelatihan terbagi menjadi dua, yakni pembelajaran aktif dan materi teknis pelatihan.

Materi pembelajaran aktif meliputi:

  1. Pancasila dan Kewarganegaraan
  2. Wawasan Kebangsaan dan Ketahanan Nasional
  3. Revolusi Mental
  4. Kepemimpinan dan Kepribadian
  5. Literasi Digital
  6. Kenakalan Remaja dan Perlindungan Anak
  7. Bahaya Narkoba
  8. Kepaskibrakaan

Adapun pelatihan teknis mencakup latihan dasar kepemimpinan, peraturan baris berbaris (PBB), serta praktik pengibaran dan penurunan bendera. Para narasumber berasal dari berbagai instansi seperti Pemkab Kotim, Kodim 1015/Sampit, akademisi, praktisi, BNK Kotim, serta Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kotim.

Selama mengikuti pelatihan, peserta juga difasilitasi konsumsi dengan standar gizi yang sudah disesuaikan kebutuhan fisik mereka. Konsumsi terdiri dari enam kali dalam sehari, yakni sarapan, dua kali snack, makan siang, makan malam, dan snack malam. Semua menu diawasi petugas kesehatan.

Eddy menegaskan bahwa peserta wajib menaati seluruh peraturan dan tata tertib yang telah ditetapkan panitia. Jika terjadi pelanggaran, sanksi diberikan secara bertahap, mulai dari teguran lisan, teguran tertulis hingga pencabutan hak sebagai peserta dan pengembalian ke sekolah asal.

Salah satu aspek menarik dari pelatihan ini adalah konsep “Desa Bahagia” yang diterapkan di asrama. Desa ini dibentuk sebagai miniatur masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, kebersamaan, disiplin, gotong royong, serta sikap hidup positif. Para peserta hidup sebagai keluarga besar dengan struktur sosial tersendiri yang dipimpin oleh seorang lurah.

“Sistem ini bertujuan membentuk karakter peserta, tidak hanya sebagai pengibar bendera, tetapi juga sebagai pribadi yang tangguh dan berjiwa pemimpin di masa depan,” tutur Eddy. (dk)