Usai Dilantik Jadi Ketua PTI Kotim, Abdul Rasid Ajak Anak Muda Bangkitkan Pertanian Kotim

|
<p>Pelantikan pengurus DPC Pemuda Tani Indonesia (PTI) se Kalimantan Tengah di Palangka Raya, Senin (14/7/2025). (Foto : Syaiful)</p>

Pelantikan pengurus DPC Pemuda Tani Indonesia (PTI) se Kalimantan Tengah di Palangka Raya, Senin (14/7/2025). (Foto : Syaiful)


TINTABORNEO.COM, Sampit – Sosok Muhamad Abdul Rasid mungkin belum terlalu dikenal luas di panggung politik atau pemerintahan, tapi kiprahnya di bidang pertanian sudah lama mendapat tempat di hati petani lokal. Kini, pemuda asal Desa Parebok, Kecamatan Teluk Sampit itu dipercaya menahkodai organisasi Pemuda Tani Indonesia (PTI) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) periode 2025–2030.

Pengukuhan Rasid sebagai Ketua DPC PTI Kotim dilakukan dalam rangkaian Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) DPD PTI Kalimantan Tengah di Palangka Raya, Senin (14/7/2025) malam. Acara itu juga dihadiri Sekretaris Jenderal PTI, RS Suroyo Jr, yang menekankan pentingnya peran pemuda dalam memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan nasional.

“Saya berharap pemuda-pemuda di Kalimantan Tengah bisa ikut berkontribusi aktif dalam mewujudkan ketahanan pangan bangsa,” kata Suroyo.

Berbeda dengan tokoh-tokoh yang datang dan pergi membawa janji, Rasid bukan nama baru di kalangan petani Kotim. Ia pernah dikenal sebagai sosok yang memperjuangkan keberadaan beras lokal jenis Siam Epang, hasil khas daerahnya yang telah dipatenkan oleh pemerintah. Sejak 2016, hanya beberapa tahun setelah lulus kuliah, Rasid gencar memasarkan beras lokal tersebut di bawah merek “Jelawat”, bahkan langsung dari kantor ke kantor.

“Ada dorongan kuat dalam diri saya untuk terus membela petani. Mereka bukan hanya tulang punggung pangan, tapi juga bagian dari jati diri daerah kita,” ujarnya.

Di tengah maraknya pemuda yang enggan berkecimpung di sektor pertanian, Rasid justru menantang paradigma tersebut. Ia aktif mengajak generasi muda untuk tidak malu menjadi petani. Baginya, sektor ini masih sangat menjanjikan dan akan terus berkembang seiring meningkatnya permintaan pangan.

“Pertanian bukan pekerjaan yang tertinggal, tapi justru masa depan. Pemerintah juga sangat mendukung, mulai dari bantuan alat hingga pelatihan teknologi. Pemuda tinggal ambil bagian,” ucapnya.

Sebagai Ketua PTI Kotim, Rasid menargetkan terbentuknya jaringan pemuda tani di tiap kecamatan, kelurahan dan desa. Ia berjanji akan menjembatani kerja sama dengan pemerintah daerah, provinsi hingga pusat, agar para petani muda mendapat akses bantuan dan pendampingan.

Rasid juga menyampaikan pesan penuh semangat, mengajak generasi muda untuk mematahkan stigma bahwa petani itu kuno.

“Kita ingin ubah cara pandang itu. Bertani bisa keren, bisa modern, bisa menguntungkan. Mari kita buktikan kalau petani itu masa depan, dan pemuda bisa jadi motor penggeraknya,” tegasnya.

Dengan semangat yang dibawanya, Rasid tak hanya memimpin, tetapi juga menjadi representasi harapan baru bagi sektor pertanian Kotim, yang bukan hanya butuh cangkul dan pupuk, tapi juga visi dan inovasi dari generasi muda. (dk)