Tugas Penuh Risiko, Insentif Petugas Damkar Kotim Resmi Dinaikkan!

|
<p>Plt Kepala Disdamkarmat Kotim, Atimaraahini saat diwawancarai. (Foto: Apri) </p>

Plt Kepala Disdamkarmat Kotim, Atimaraahini saat diwawancarai. (Foto: Apri) 


TINTABORNEO.COM, Sampit – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melalui Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) menyampaikan apresiasi atas dukungan legislatif dalam penambahan insentif bagi petugas pemadam kebakaran di lapangan.

Plt Kepala Disdamkarmat Kotim, Atimaraahini, mengatakan bahwa penambahan dana tersebut sangat berarti bagi para petugas yang bekerja tidak hanya dalam penanganan kebakaran, tetapi juga tugas-tugas penyelamatan lainnya.

“Kami sangat berterima kasih atas dukungan dari legislatif saat pembahasan anggaran perubahan. Dana insentif ini benar-benar membantu karena petugas kami di lapangan bekerja 24 jam, bukan hanya duduk-duduk saat tidak ada kebakaran. Mereka juga menangani evakuasi dan penyelamatan,” ujar Atimaraahini, Rabu (10/7/2025).

Pada tahun sebelumnya, insentif yang diberikan hanya sebesar Rp50.000 per hari, baik untuk petugas laki-laki maupun perempuan. Namun, pada tahun 2025 ini, insentif tersebut meningkat signifikan. Petugas laki-laki kini mendapatkan Rp120.000 per hari dan petugas perempuan Rp60.000 per hari.

“Insentif ini dihitung berdasarkan keaktifan piket. Jika tidak piket atau sedang sakit, ya tidak diberikan. Kalau tidak terpakai, dananya akan dikembalikan. Semuanya kami atur sesuai aturan yang berlaku,” tegasnya. 

Disdamkarmat Kotim memiliki tiga pleton utama yang bekerja secara bergiliran selama 24 jam penuh. Setiap pleton terdiri dari 25 hingga 27 orang. Petugas juga tersebar di lima sektor termasuk wilayah Kota Besi. Untuk wilayah itu, tim kecil yang terdiri dari dua orang secara bergantian melayani masyarakat setiap harinya.

Sementara itu, pembagian tugas antara petugas laki-laki dan perempuan juga sudah diatur. Petugas laki-laki bekerja penuh selama 24 jam, sedangkan petugas perempuan bertugas selama 12 jam, mulai dari pukul 07.30 pagi hingga 19.30 malam.

“Kami selalu berkoordinasi dengan para petugas sebelum mengambil keputusan, karena kami ingin menjaga kekompakan dan kebersamaan. Menjadi petugas damkar itu pilihan, mereka rela bekerja karena semangat kemanusiaan dan sosial,” imbuhnya.

Atimaraahini juga menegaskan bahwa seluruh layanan damkar, termasuk evakuasi dan penyelamatan, diberikan secara gratis tanpa pungutan apa pun dari masyarakat.

“Sampai saat ini, tidak ada laporan petugas menerima bayaran atau upah dari warga. Kalau hanya diberi air minum atau makanan kecil, itu masih wajar sebagai bentuk apresiasi masyarakat,” tutupnya. (ri)