Tanda-Tanda Kemarau Mulai Terlihat, BPBD Kotim Tingkatkan Kesiapsiagaan

Kepala BPBD Kotim, Multazam
TINTABORNEO.COM, Sampit – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mulai meningkatkan kewaspadaan menghadapi musim kemarau yang telah memasuki fase awal sejak dasarian kedua Juni 2025.
Kepala BPBD Kotim, Multazam, menjelaskan bahwa meski musim kemarau sudah dimulai, bukan berarti hujan langsung hilang total. Hujan dengan intensitas ringan masih terjadi secara lokal dan dalam durasi singkat.
“Awal musim kemarau itu dimulai pada 11 Juni, tapi bukan berarti langsung kering total. Sekarang sudah 1 Juli, dan memang intensitas hujan mulai menurun. Namun hujan tetap bisa turun karena adanya gangguan cuaca seperti siklon di wilayah lain,” ujar Multazam, Selasa (1/7/2025).
Ia menyebut, sejumlah indikator alam juga mulai menunjukkan peralihan musim, seperti embun pagi dan kabut tebal. Gejala ini terjadi karena adanya perbedaan suhu udara yang mencolok antara malam dan siang hari.
“Kalau sudah musim kemarau, biasanya pagi hari berkabut, embun turun. Ini karena perbedaan temperatur udara. Akhir Juni lalu hujan masih cukup sering, tapi memasuki Juli masa kering akan lebih dominan,” jelasnya.
Berdasarkan catatan BPBD, puncak musim kemarau di Kotim umumnya terjadi pada Juli hingga Agustus. Meski demikian, tingkat kekeringan dapat bervariasi setiap tahunnya tergantung pada dinamika iklim global maupun regional.
Menanggapi kondisi ini, BPBD telah melakukan langkah antisipatif dengan melaporkan kesiapan ke Kapolres dan Bupati Kotim, terutama terkait alat penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Semua peralatan sudah dalam kondisi siap pakai, baik untuk penanganan karhutla maupun bencana kekeringan. Hingga saat ini belum terpantau adanya titik panas atau hotspot yang signifikan di wilayah Kotim,” ungkap Multazam.
Ia juga menambahkan bahwa periode Juni terbilang masih aman, namun pihaknya tetap mengimbau seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di wilayah rawan kebakaran. (ri)
