Tanam Jagung di Desa Patai, Wujud Sinergi Pemerintah dan Masyarakat Menuju Kemandirian Pangan

Penanaman dalam mendukung program asas cita yang dilakukan oleh Forkopimcam Cempaga di Desa Patai pada Senin (21/7/2025). (Foto: Ist Pemdes)
TINTABORNEO.COM, Sampit – Pemerintah Desa Patai bersama unsur Forkopimcam Cempaga dan berbagai elemen masyarakat melaksanakan kegiatan penanaman jagung seluas setengah hektare di wilayah desa setempat. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya peningkatan ketahanan pangan sekaligus pemberdayaan kelompok tani lokal.
Kepala Desa Patai, Hendrik K., mengatakan bahwa penanaman tersebut merupakan langkah awal untuk menghidupkan kembali semangat bertani masyarakat serta memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam pembangunan desa. Lahan yang ditanami jagung saat ini akan dikelola dan dirawat langsung oleh kelompok tani yang telah dibentuk.
“Penanaman di lahan ini seluas setengah hektare, dan ke depannya perawatan akan dilakukan oleh kelompok tani. Kita ingin memastikan bahwa program ini tidak berhenti di simbolis, tapi terus berlanjut dan memberikan manfaat nyata,” ujar Hendrik. Selasa (22/7/2025).
Kegiatan penanaman ini juga dihadiri oleh berbagai unsur penting, mulai dari Forkopimcam Cempaga, Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan, perangkat desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), ketua RT/RW, anggota PKK, kader posyandu, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), serta perwakilan investor dari PT Borneo Sawit Perdana (BSP).
“Semangat gotong royong sangat terasa dalam kegiatan hari ini. Semua unsur turun langsung ke lapangan. Ini menunjukkan bahwa pembangunan desa memang harus melibatkan semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun swasta,” tambah Kades.
Penanaman perdana ini tidak hanya bertujuan untuk ketahanan pangan, namun juga membuka peluang kerja dan memperkuat peran kelompok tani sebagai ujung tombak ekonomi desa. Pemerintah desa berharap program ini bisa berlanjut dengan dukungan dari semua pihak, termasuk sektor swasta yang telah menunjukkan komitmennya melalui kehadiran PT BSP sebagai investor.
Kegiatan ini juga menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk melihat langsung bentuk nyata pembangunan desa berbasis kolaborasi. Ke depan, pemerintah desa berencana untuk memperluas lahan dan melibatkan lebih banyak warga dalam program serupa. (li)