Pria di Cempaga Hulu Ditemukan Tewas dengan Luka Parah, Diduga Akhiri Hidup Sendiri

|
<p>Kondisi Korban saat berada di Rumah Sakit, Selasa (22/7/2025). (Foto: Ist) </p>

Kondisi Korban saat berada di Rumah Sakit, Selasa (22/7/2025). (Foto: Ist) 


TINTABORNEO.COM, Sampit – Isu penganiayaan sempat membuat geger warga Desa Sungai Ubar Mandiri, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Seorang pria berinisial K (34) ditemukan bersimbah darah di depan rumahnya pada Selasa pagi, (22/7/2025).

Berdasarkan informasi yang dihimpun wartawan bahwa, banyak yang mengira ia menjadi korban kekerasan brutal. Namun, ternyata korban diduga kuat melakukan aksi bunuh diri dengan melukai diri menggunakan senjata tajam dan minum cairan kimia. 

Kapolsek Cempaga Hulu, Ipda Edi Hariyanto, membenarkan bahwa kejadian itu, dimana pria berinisial K diduga kuat korban melakukan bunuh diri dengan cara melukai diri nya sendiri.  

“Korban pertama kali ditemukan oleh seorang warga, W (27), yang merupakan tetangganya. Saat itu, tubuh korban berlumuran darah dengan satu bilah senjata tajam jenis parang tertindih di bawah tubuhnya,” kata Edi saat dikonfirmasi. 

Kejadian tragis itu pertama kali diketahui sekitar pukul 09.00 WIB. Seorang saksi  langsung melapor ke Polsek Cempaga Hulu dan meminta bantuan warga lain untuk mengevakuasi korban. Tak lama kemudian, korban dibawa ke Puskesmas Pundu untuk mendapatkan pertolongan medis. Sayangnya, sekitar pukul 11.59 WIB, korban dinyatakan meninggal dunia akibat luka yang cukup serius.

“Korban segera dilarikan ke Puskesmas Pundu oleh warga bersama pamannya, WH (56), untuk mendapat pertolongan medis. Namun, pada pukul 11.59 WIB korban dinyatakan meninggal dunia,” tuturnya. 

Pihak kepolisian yang melakukan olah TKP menemukan beberapa barang bukti, termasuk satu bilah senjata tajam jenis parang, satu botol berisi cairan kimia perangsang getah karet (dikenal dengan nama Palit), serta segelas cairan yang diduga telah diminum oleh korban.

Selain itu berdasarkan informasi juga bahwa ditemukan secarik kertas yang berisi pesan terakhir dari korban. Isi pesan tersebut yang menjadi bukti kuat bahwa korban diduga depresi “Maaf beribu maaf saya tidak mampu bertahan hidup, lebih baik saya bunuh diri saja. Apung, Iyun, semuanya.” tulis korban dalam kertas tersebut. 

Hasil pemeriksaan medis menunjukkan adanya luka-luka cukup serius di tubuh korban, termasuk luka di tangan kiri, leher, kedua kaki, serta luka tusuk di bagian perut. (li)