Pemkab Kotim Fokus Disiplin Anggaran Meski Belum Ada Kepastian Dana Pusat

Bupati Kotim, Halikinnor usai melaksanakan kegiatan penyampaian KUA PPAS 2026, di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kotim, pada Senin (15/7/2025). (Foto: Apri)
TINTABORNEO.COM, Sampit – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Pemkab Kotim) menekankan pentingnya disiplin fiskal dalam penyusunan Rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) 2026, meskipun hingga kini pemerintah pusat belum menetapkan regulasi terkait Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Desa, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Insentif Daerah (DID).
Bupati Kotim, Halikinnor, mengatakan bahwa ketidakpastian ini menjadi tantangan tersendiri bagi daerah dalam menyusun APBD yang realistis dan tetap menjaga kesinambungan pembangunan.
“Hingga saat ini belum ada Perpres terkait alokasi dana transfer pusat. Tapi kita tidak bisa menunggu terlalu lama. Proyeksi tetap harus dibuat dengan prinsip kehati-hatian dan efisiensi,” kata Halikinnor, Selasa (15/7/2025).
Meski proyeksi belanja daerah 2026 ditetapkan sebesar Rp1,8 triliun, Pemkab Kotim menyusun struktur anggaran yang seimbang tanpa defisit maupun surplus. Pembiayaan netto dirancang nol, dengan estimasi penerimaan dan pengeluaran pembiayaan berada di angka Rp14,5 miliar.
Halikinnor menegaskan, prinsip kehati-hatian menjadi dasar penyusunan anggaran tahun depan. Setiap rupiah yang direncanakan harus didukung data dan potensi riil yang bisa dicapai. Begitu juga dengan belanja, harus sesuai kemampuan keuangan daerah.
“Setiap kegiatan harus tercantum dalam APBD dan dikelola melalui Rekening Kas Umum Daerah. Tidak boleh ada pengeluaran tanpa dasar anggaran. Ini soal akuntabilitas,” tegasnya.
Di tengah ketidakpastian pusat, ia menekankan agar seluruh perangkat daerah menahan diri dari program-program yang tidak prioritas dan lebih fokus pada kebutuhan mendesak yang berdampak langsung pada pelayanan publik.
Lebih lanjut, Bupati menyampaikan bahwa kinerja ekonomi Kotim mulai menunjukkan perbaikan. Pertumbuhan ekonomi tahun 2024 naik menjadi 4 persen dari 1,81 persen di tahun sebelumnya. Inflasi juga berhasil ditekan hingga 1,18 persen. Sementara itu, kemiskinan dan pengangguran mengalami penurunan meski relatif tipis.
“Capaian ini patut kita syukuri. Tapi tantangan ke depan tidak ringan, apalagi jika transfer pusat berkurang atau terlambat. Maka perencanaan harus benar-benar efisien dan tepat sasaran,” ucapnya. (ri)