Langkah Nyata Pemerataan Kesehatan, Dinkes Kotim Hadirkan Dokter Spesialis ke Pedalaman

TINTABORNEO.COM, Sampit – Dalam upaya menghadirkan layanan kesehatan yang merata dan berkualitas hingga ke wilayah pedalaman, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) bekerja sama dengan RSUD dr Murjani Sampit resmi meluncurkan program kunjungan dokter spesialis ke dua rumah sakit pratama, yakni RS Parenggean dan RS Samuda.
Kepala Dinas Kesehatan Kotim, Umar Kaderi menjelaskan bahwa program ini merupakan instruksi langsung dari Bupati Kotim sebagai bentuk nyata komitmen pemerintah daerah dalam memberikan akses pelayanan kesehatan yang setara kepada seluruh lapisan masyarakat, tanpa terkecuali.
“Kunjungan dokter spesialis ke RS Parenggean dan RS Samuda ini merupakan tindak lanjut perintah Bupati. Alhamdulillah, kami sudah menjalin kerja sama dengan Direktur RSUD dr Murjani dan para dokter spesialis untuk menjadwalkan kunjungan rutin,” ujar Umar Kaderi, Sabtu (26/7/2025).
Program ini telah dimulai sejak Sabtu, 19 Juli 2025 lalu, dengan kunjungan perdana dari dokter spesialis penyakit dalam dan dokter anak ke RS Parenggean. Sebagai tahap awal, Dinkes menetapkan jadwal kunjungan satu kali dalam sebulandampaknya untuk masing-masing rumah sakit, sembari melakukan evaluasi atas dampaknya.
“Kami tentu berharap frekuensinya bisa ditingkatkan menjadi dua kali dalam sebulan. Namun kami juga mempertimbangkan agar pelayanan di RSUD dr Murjani tetap berjalan optimal. Jadi untuk sementara, kita mulai satu kali dulu per bulan sambil melihat efektivitasnya,” imbuh Umar.
Selama ini, pasien dari wilayah pelosok seperti Parenggean dan Samuda harus menempuh perjalanan jauh ke Kota Sampit demi mendapat pelayanan spesialis. Kondisi ini sering kali menyebabkan penumpukan pasien di RSUD dr Murjani. Melalui program ini, Dinkes berharap pelayanan menjadi lebih terdistribusi dan aksesibilitas masyarakat di daerah bisa ditingkatkan.
“Kami pastikan standar pelayanannya tetap seperti di Murjani, baik dari sisi tenaga medis maupun obat-obatannya. Ini adalah bentuk tanggung jawab kami agar masyarakat di pelosok tetap mendapat layanan spesialis yang memadai,” tegas Umar.
Menurutnya, sesuai standar klasifikasi rumah sakit pratama, idealnya tersedia empat layanan spesialis utama, yakni penyakit dalam, anak, kebidanan, dan bedah. Namun, mengingat keterbatasan alat kesehatan dan infrastruktur di RS Parenggean dan RS Samuda, saat ini baru dua jenis layanan spesialis yang dimaksimalkan.
“Untuk sementara, baru dua spesialis yang aktif, yaitu penyakit dalam dan anak. Tapi tidak menutup kemungkinan ke depan kami akan menghadirkan dokter kandungan juga, meski hanya untuk pemeriksaan, belum sampai tahap tindakan operasi,” katanya.
Dinas Kesehatan Kotim juga akan terus melakukan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan program ini. Kunjungan langsung ke lapangan dinilai sebagai langkah penting untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam pelaksanaannya.
“Melalui program ini, kita bisa langsung melihat bagaimana pelayanan dijalankan. Jika ada kendala di lapangan, bisa segera kita benahi secara bertahap. Ini adalah langkah awal dari pemerataan layanan kesehatan yang lebih berkeadilan di Kotim,” pungkasnya. (li)