Kebocoran Pipa Besar PDAM Sampit Ganggu Pasokan Air ke Wilayah Ketapang

<p>Plt Direktur PDAM Tirta Mentaya, Edy Dyufriadi (baju kaos cream) saat meninjau langsung lokasi kebocoran pipa transmisi utama, di Jalan Kembali, Senin (28/7/2025). (Foto: Apri) </p>
Plt Direktur PDAM Tirta Mentaya, Edy Dyufriadi (baju kaos cream) saat meninjau langsung lokasi kebocoran pipa transmisi utama, di Jalan Kembali, Senin (28/7/2025). (Foto: Apri)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Pasokan air bersih di wilayah Ketapang, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terganggu sejak Jumat (25/7/2025) malam akibat kebocoran pipa transmisi utama milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mentaya.

Plt Direktur PDAM Tirta Mentaya, Edy Dyufriadi, menjelaskan bahwa kebocoran terjadi di Jalan Kembali terhadap pipa transmisi distribusi, yakni pipa utama yang berfungsi menyalurkan air dari instalasi ke pelanggan. Lokasi kebocoran yang berada dekat dengan instalasi membuat proses perbaikan cukup sulit dan memakan waktu.

“Pipa ini tidak bisa langsung kami tangani karena harus dikosongkan terlebih dahulu. Proses pengosongan saja bisa memakan waktu hingga lima jam,” jelas Edy saat diwawancarai, Senin (28/7/2025).

Tim teknis PDAM telah mulai melakukan perbaikan sejak Jumat pagi dan sempat menyelesaikannya pada malam hari. Namun, saat dilakukan uji coba, pipa kembali mengalami keretakan. Upaya lanjutan dilakukan pada Sabtu malam, mengingat pada siang hari banyak masyarakat yang menggelar hajatan sehingga suplai air tidak bisa dihentikan total.

“Kami mulai kerja lagi Sabtu malam pukul 20.00 sampai pagi ini. Ternyata ketika pipa kami potong, terjadi pergeseran sehingga sambungan G-bolt tidak bisa dipasang. Akhirnya kami harus menggunakan giwi join, tapi karetnya ada yang tidak pas, bahkan putus,” jelasnya.

Menurut Edy, tekanan air dalam pipa yang mencapai 4 bar atau setara 40 meter membuat kerusakan kecil sekalipun menjadi masalah besar. Jika ada celah sedikit saja, air langsung menyembur deras dari sambungan yang rusak.

Hingga berita ini diturunkan, tim teknis masih terus melakukan perbaikan dan uji coba agar pipa bisa kembali berfungsi normal dan pasokan air dapat berjalan maksimal ke seluruh pelanggan, termasuk hingga wilayah terjauh.

“Kami mohon maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan ini. Ini memang pekerjaan berat. Saya sendiri belum tidur sejak tadi malam karena terus memantau proses perbaikan,” kata Edy.

Ia menyebut dampak kebocoran hanya dirasakan di sebagian wilayah Ketapang, mulai dari sekitar Jalan Ahmad Yani hingga kawasan Pelangsian. Namun, untuk Pelangsian, suplai air masih relatif stabil karena didukung aliran tambahan dari jalur lain.

Kebocoran serupa di lokasi ini pernah terjadi sekitar lima tahun lalu. Edy menyebut penyebabnya adalah usia teknis karet sambungan yang mulai getas sehingga tidak lagi mampu menahan tekanan air tinggi.

“Ini jadi pelajaran bagi kami untuk segera mengganti komponen-komponen tua, karena jika dibiarkan, bisa berdampak luas pada pelayanan,” pungkasnya. (ri)