Hangatkan Hati Warga Binaan, Wartel SUS PAS Jadi Penghubung Keluarga di Balik Jeruji

|
<p>Terlihat warga binaan Lapas Sampit perempuan saat menggunakan fasilitas Wartel SUS PAS untuk berkomunikasi dengan keluarga mereka. (Foto Ist) </p>

Terlihat warga binaan Lapas Sampit perempuan saat menggunakan fasilitas Wartel SUS PAS untuk berkomunikasi dengan keluarga mereka. (Foto Ist) 


TINTABORNEO.COM, Sampit – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sampit terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan pelayanan yang manusiawi kepada para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Salah satunya melalui penyediaan fasilitas Wartel Khusus Lembaga Pemasyarakatan (Wartel SUS PAS) yang menjadi sarana komunikasi aman dan terkontrol antara WBP dan keluarga mereka.

Fasilitas ini bukan sekadar alat komunikasi, melainkan juga menjadi jembatan emosional yang menjaga ikatan kekeluargaan para WBP selama menjalani masa pidana. Dengan sistem antrian dan pengawasan ketat oleh petugas, penggunaan wartel ini tetap mengedepankan ketertiban dan keamanan di dalam lapas.

Kepala Lapas Kelas IIB Sampit, Muhammad Yani, mengatakan bahwa keberadaan wartel ini sangat penting bagi kondisi psikologis para warga binaan.

“Wartel SUS PAS merupakan salah satu fasilitas penting untuk menjaga semangat dan motivasi WBP dalam menjalani masa pidana. Dengan tetap bisa berkomunikasi dengan keluarga, mereka bisa lebih tenang dan fokus pada proses pembinaan,” ungkap Kalapas, Kamis (10/7/2025).

Menurutnya, komunikasi yang terjaga dengan keluarga sangat berpengaruh pada proses pemulihan dan pembinaan kepribadian warga binaan. Wartel menjadi ruang harapan yang menghubungkan mereka dengan kehidupan di luar tembok lapas.

Pelaksanaan layanan wartel ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku dan berada dalam pengawasan petugas, guna menghindari potensi penyalahgunaan fasilitas.

“Seluruh kegiatan di wartel diawasi secara ketat oleh petugas. Ini penting agar tetap terjaga keamanan, namun hak warga binaan untuk berkomunikasi dengan keluarga tetap terpenuhi,” tegas Yani.

Dengan berbagai layanan seperti ini, Lapas Sampit terus berupaya menciptakan keseimbangan antara pembinaan, pengamanan, dan pemenuhan hak asasi manusia. 

“Komunikasi yang aman dan manusiawi menjadi bagian penting dari upaya membentuk pribadi warga binaan yang lebih baik saat kembali ke masyarakat,” tandasnya. (ri)