Forum Puspa Gelar Sosialisasi Hadapi Bullying

<p>Forum PUSPA saat foto bersama para pelajar dan guru di sela kegiatan sosialisasi di aula SMAN 1 Murung Jumat (18/7/2025). (Foto : Rama)</p>
Forum PUSPA saat foto bersama para pelajar dan guru di sela kegiatan sosialisasi di aula SMAN 1 Murung Jumat (18/7/2025). (Foto : Rama)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Puruk Cahu – Forum Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) Kabupaten Murung Raya kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap isu perlindungan anak dan perempuan dengan menggelar sosialisasi bertema “Stop Bullying” di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Murung, Jumat (18/7/2025).

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para pelajar tentang bahaya perundungan (bullying) yang sering terjadi di lingkungan sekolah.

Ketua Forum PUSPA Murung Raya Dina Maulidah mengatakan bahwa bullying tidak hanya berdampak pada kesehatan mental korban, tetapi juga dapat mengganggu proses belajar dan tumbuh kembang anak.

“Bullying seringkali dianggap sepele, padahal dampaknya bisa jangka panjang, maka dari itu kami mengajak generasi muda untuk lebih peka dan peduli terhadap sesama. Tidak ada ruang untuk perundungan di lingkungan sekolah. Semua anak berhak merasa aman dan dihargai,” ujar Ketua Forum PUSPA dalam sambutannya.

Sosialisasi dikemas secara interaktif dengan melibatkan siswa-siswi dalam diskusi untuk mengenali berbagai bentuk bullying serta cara menghadapinya.

Diketahui Dina Maulidah ini juga menjabat sebgai Wakil ketua I DPRD Murung Raya dalam paparannya ia menjelaskan adapun jenis bullying pertama bullying fisik yaitu melibatkan kekerasan tubuh secara langsung, seperti memukul, menendang, mendorong, menyentuh atau merusak barang milik korban, melukai secara sengaja

Kedua bullying verbal menggunakan kata-kata untuk menyakiti perasaan atau merendahkan orang lain seperti mengejek, menghina fisik, warna kulit, agama, atau latar belakang memberi julukan kasar, mengancam atau mengintimidasi secara lisan.

Ketiga bullying sosial atau relasional bentuk perundungan yang menyerang hubungan sosial dan reputasi korban, biasanya dilakukan secara diam-diam seperti mengucilkan dari pergaulan atau kelompok menyebarkan gosip atau fitnah memanipulasi orang lain untuk menjauhi korban

Ke empat cyberbullying perundungan yang terjadi melalui dunia digital atau media sosial mengirim pesan kasar, menghina atau mengancam lewat media online, menyebarkan foto/video tanpa izin, membuat akun palsu untuk mempermalukan seseorang.

Kelima bullying psikologis / emosional menyerang emosi dan mental korban secara halus tapi terus-menerus seperti mempermalukan di depan umum, mengabaikan atau bersikap pasif-agresif dan mempermainkan emosi korban.

“Dampak dari bullying terhadap seseorang terutama pelajar bisa menyebabkan penurunan rasa percaya diri, gangguan kecemasan dan depresi, prestasi akademik menurun, isolasi sosial, pemikiran untuk menyakiti diri sendiri (hingga bunuh diri) atau orang lain,” terang Srikandi DPRD Murung Raya.

Maka dari itu Dina Maulidah mengajak seluruh siswa untuk tidak tinggal diam jika mengalami atau menyaksikan bullying. Adapun beberapa langkah penting yang ia disampaikan dalam sosialisasi antara lain

Pertama bicara dengan orang dewasa yang dipercaya Segera laporkan kejadian kepada guru, orang tua, atau pihak sekolah. Jangan dipendam sendiri,

Kedua bangun keberanian untuk berkata “tidak Jika merasa terintimidasi, berani menolak dan menjaga batas pribadi sangat penting.

Ketiga bersikap asertif, bukan agresif hadapi pelaku dengan tenang, tanpa kekerasan. Tunjukkan bahwa diri sendiri tidak mudah diprovokasi.

Keempat bentuk kelompok pertemanan positif lingkungan yang suportif membantu korban merasa aman dan berani berbicara dan Ke lima jangan jadi penonton yang diam Jika melihat teman dibully, jangan membiarkan. Dampingi, bantu, dan laporkan kepada guru.

Ke enam gunakan media sosial secara bijak hindari menyebar konten yang merugikan orang lain dan laporkan akun yang mem-bully.

Ia menambahkan bahwa sekolah merupakan salah satu ruang utama tumbuh kembang anak, sehingga sangat penting untuk memastikan lingkungan belajar yang sehat secara emosional dan sosial.

“Forum PUSPA menekankan pentingnya komunikasi yang sehat, empati, serta keberanian untuk melaporkan tindakan perundungan,” tukas Dina Maulidah (rm).