BPBD Kotim Perluas Program Sekolah Aman Bencana

|
<p>Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam, saat memberikan materi dalam MPLS siswa, belum lama ini. (Foto: Ist) </p>

Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam, saat memberikan materi dalam MPLS siswa, belum lama ini. (Foto: Ist) 


TINTABORNEO.COM, Sampit – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) semakin gencar memperluas Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) ke berbagai sekolah di wilayah setempat. Upaya ini dilakukan sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana, sekaligus mendidik siswa menjadi agen pencegahan di lingkungan sekitar.

Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam, mengatakan program ini penting untuk menanamkan kesadaran sejak dini mengenai kebencanaan kepada para pelajar. “Ini terkait harmonisasi kebencanaan di dunia pendidikan. Kita menginduksi sekolah karena mereka adalah usia dini, usia remaja yang kemudian bisa menjadi agen-agen dalam melakukan pencegahan kebencanaan,” ujarnya, Senin (14/7/2025).

Multazam menekankan bahwa kesiapsiagaan bencana terdiri dari tiga aksi utama, yaitu menghindar, meminimalisir, dan berharmonisasi dengan bencana. Misalnya, saat banjir, masyarakat diimbau segera mencari tempat yang lebih tinggi. Sementara untuk mitigasi, masyarakat diingatkan agar tidak membuang sampah sembarangan atau menggunduli hutan, sebab hal tersebut dapat memperparah banjir.

“Aksi ketiga adalah berharmonisasi dengan bencana, artinya menciptakan keselarasan dan memastikan efektivitas penanggulangan secara menyeluruh,” tambahnya.

Program SPAB juga disinergikan dengan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), sehingga BPBD dapat langsung masuk ke dunia pendidikan. Saat ini, program tidak hanya menyasar sekolah di pusat kota, tetapi juga sekolah di wilayah selatan yang rawan kebakaran hutan dan lahan, serta wilayah utara yang rawan banjir.

Multazam mengapresiasi sekolah-sekolah yang aktif mendukung program ini, seperti SMAN 4 Sampit dan SMA Taruna Jaya. Selain itu, tercatat sebanyak 29 sekolah telah secara mandiri berpartisipasi dalam Program SPAB pada peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana pada 26 April lalu.

“Program ini terus kami kembangkan dan optimalkan, supaya bukan hanya sekadar formalitas bagi pengajar, tapi juga benar-benar masuk ke dunia siswa,” pungkasnya. (ri)