Bingung Cari Oleh-Oleh Khas Dayak di Sampit? Coba Kunjungi Toko Ini di PPM

|
<p>Salah seorang warga asal Jogjakarta berbelanja oleh- oleh khas Dayak di Kota Sampit, Senin (14/7/2025). (Foto : Agus)</p>

Salah seorang warga asal Jogjakarta berbelanja oleh- oleh khas Dayak di Kota Sampit, Senin (14/7/2025). (Foto : Agus)


TINTABORNEO.COM, Sampit – Jika Anda sedang berkunjung ke Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), dan ingin membawa pulang oleh-oleh khas Suku Dayak, maka Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) adalah tempat yang wajib dikunjungi. Di pusat perbelanjaan ini, salah satu toko milik Sarwani telah puluhan tahun menjajakan berbagai kerajinan tangan dan produk khas budaya Dayak.

Sarwani, yang telah berjualan sejak lama di lokasi tersebut, menjelaskan bahwa meskipun antusiasme pembeli saat ini mulai menurun dibandingkan sebelum pandemi COVID-19, namun tokonya masih tetap didatangi pembeli setiap harinya.

“Kalau sekarang, paling satu dua orang yang datang beli. Tapi kalau dulu sebelum COVID, bisa ramai terus. Mungkin sekarang daya beli juga sudah berubah,” ujarnya, Minggu (13/7/2025).

Toko milik Sarwani menyediakan beragam pilihan barang, mulai dari obat-obatan tradisional khas Dayak, minyak merah, hingga mandau senjata tradisional suku Dayak. Namun ia menegaskan, mandau yang dijual bukanlah mandau asli yang digunakan dalam tradisi leluhur.

“Kalau mandau asli itu jarang dijual, karena nilainya tinggi. Yang kami jual ini buatan pengrajin lokal, tampilannya mirip tapi bukan untuk digunakan sebagai senjata. Harganya bervariasi, dari Rp200 ribu sampai lebih dari satu juta, tergantung kualitas bahan dan detail ukirannya,” jelasnya.

Tak hanya mandau, di toko tersebut juga tersedia berbagai produk kerajinan lain seperti tas anyaman, selempang Dayak, kalung manik-manik, gelang, dan berbagai ornamen khas Kalimantan Tengah lainnya yang cocok dijadikan oleh-oleh atau buah tangan.

“Biasanya yang sering beli itu para pekerja kapal, anak buah kapal tag boat atau tamu dari luar kota yang kebetulan singgah di Sampit,” ungkap Sarwani.

Dengan tetap menjaga warisan budaya Dayak melalui produk kerajinan dan tradisional, toko-toko seperti milik Sarwani menjadi garda terdepan dalam mengenalkan kekayaan budaya lokal kepada para pendatang. Selain berbelanja, pengunjung juga bisa bertanya-tanya langsung mengenai filosofi dan makna dari tiap produk yang dijual. (li)