Askab PSSI Kotim Dituding Tak Hidup, Penggiat Sepak Bola Turun Tangan

|
<p>Foto bersama Komunitas Sampit All Star saat sukses menyelenggarakan turnamen HNR Cup I 2025. (Foto: Dok Agus) </p>

Foto bersama Komunitas Sampit All Star saat sukses menyelenggarakan turnamen HNR Cup I 2025. (Foto: Dok Agus) 


TINTABORNEO.COM, Sampit –  Kemajuan dan antusiasme masyarakat terhadap sepak bola di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kini semakin menggeliat, terbukti dari suksesnya penyelenggaraan turnamen HNR Cup I 2025 yang menyedot perhatian ribuan warga. Namun dibalik gairah tersebut, terdapat ironi besar, organisasi resmi yang menaungi olahraga ini, yakni Askab PSSI Kotim, justru dalam kondisi vakum berkepanjangan.

Fenomena ini disoroti oleh komunitas sepak bola lokal Sampit All Star, sebuah wadah yang dihuni oleh para mantan pemain Persesam Sampit dan pegiat sepak bola Kotim, yang aktif mendorong kebangkitan sepak bola daerah.

Salah satu tokoh komunitas, Adi Wahyudi, menyatakan keprihatinannya terkait belum terbentuknya kepengurusan resmi Askab PSSI Kotim hingga hari ini. Menurutnya, kekosongan ini menjadi hambatan besar dalam membina talenta sepak bola dan mengembangkan kompetisi lokal yang lebih terarah dan berjenjang.

“Antusias masyarakat terhadap sepak bola sangat luar biasa. Tapi sayangnya, Askab Kotim masih belum bergerak. Saat ini statusnya masih dijabat oleh pelaksana tugas (Plt), padahal sudah vakum selama lebih dari dua tahun,” ujar Adi, Minggu (20/7/2025).

Adi menjelaskan bahwa kehadiran turnamen seperti HNR Cup harusnya menjadi momentum untuk membangkitkan kembali organisasi sepak bola di tingkat kabupaten. Dirinya bahkan menyampaikan bahwa Komunitas Sampit All Star, yang diketuai oleh H. Ahmad Basuddin, berharap agar pembentukan kepengurusan baru Askab segera direalisasikan.

“Kami berharap kepada pemerintah segera untuk membentuk Askab PSSI kabupaten Kotim. Supaya apa, supaya ada kegiatan sepak bola di Kotim dengan gairah baru ini kalo Askap sudah terbentuk tinggal jalan.  Minggu kemarin ketua KONI terpilih, harapan kami koni mengambil alih pembentukan sesuai dengan aturan dari,” tegas Adi.

Lebih lanjut, Adi menekankan bahwa pengurus baru Askab Kotim nantinya haruslah diisi oleh orang-orang yang benar-benar memahami dunia sepak bola, bukan sekadar menumpang nama atau jabatan.

“Kami berharap Askap ini segera terbentuk dan untuk pengurus dan ketua Askap  adalah orang-orang yang paham dan mengerti tentang sepak bola, bukan sekedar nebeng nama, nebeng jabatan nebeng apapun. Kami berharap kepada KONI Pemprov PSSI Kalteng untuk Askap Kotim adalah benar-benar diduduki adalah orang sepak bola,” ujarnya. 

Ia juga mengungkapkan bahwa sebelumnya Askab PSSI Kotim terakhir aktif pada saat pelaksanaan Porprov, namun bahkan saat itu pun hanya dijabat oleh Plt. Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda kongres atau musyawarah daerah untuk memilih ketua dan kepengurusan definitif.

“Seharusnya sesuai Statuta PSSI, Plt-lah yang menginisiasi Musyawarah Kabupaten untuk membentuk Askab yang baru. Tapi sampai sekarang belum ada gerakan ke arah sana. Ini sangat disayangkan,” pungkasnya.

Adi bersama komunitasnya berharap KONI Kotim yang baru saja memiliki ketua terpilih, bisa menjadi jembatan untuk membentuk Askab Kotim yang definitif dan fungsional. (li)