330 Ton Beras Disiapkan, Bulog Kotim Mulai Salurkan Bantuan untuk Warga Tak Mampu

<p>Sosialisasi cadangan pangan pemerintah untuk Banpang Juni-Juli, Rabu (16/7/2025). (Foto : Bulog Kotim) </p>
Sosialisasi cadangan pangan pemerintah untuk Banpang Juni-Juli, Rabu (16/7/2025). (Foto : Bulog Kotim)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit –  Sebanyak 330 ton lebih beras disiapkan Perum Bulog Sampit untuk disalurkan kepada lebih dari 16 ribu keluarga penerima manfaat (KPM) di wilayah ini.

Penyaluran bantuan pangan dari cadangan beras pemerintah itu akan dimulai pada Kamis (17/7), dengan Kecamatan Baamang sebagai lokasi perdana.

“Bantuan ini bentuk kepedulian pemerintah pusat untuk menjaga daya beli masyarakat, khususnya mereka yang rentan secara ekonomi,” kata Kepala Perum Bulog KC Kotim, Muhammad Azwar Fuad, Rabu (16/7/2025).

Masing-masing keluarga akan menerima 20 kilogram beras, sebagai jatah untuk dua bulan sekaligus—Juni dan Juli. Seluruh bantuan ditargetkan tuntas disalurkan sebelum akhir Juli 2025.

Azwar menjelaskan, proses distribusi dilakukan langsung ke desa-desa, bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kotim. “Kami ingin bantuan ini benar-benar tepat sasaran dan memudahkan warga dalam mengambilnya,” ujarnya.

Data penerima bantuan mengacu pada basis Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dari Kementerian Sosial. Sebagian besar merupakan peserta Program Keluarga Harapan (PKH) dan penerima bantuan sosial lainnya.

Bulog juga sudah menyiapkan skema pengambilan bantuan. Warga bisa datang langsung atau mewakilkan anggota keluarga yang tercantum dalam satu KK. Jika diwakilkan kepada orang lain, wajib menyertakan Kartu Keluarga penerima. Sementara itu, bantuan yang tidak diambil dalam lima hari dapat langsung diserahkan oleh aparat desa kepada penerima.

“Kami juga sudah memetakan distribusi untuk wilayah pelosok, termasuk desa yang hanya bisa dijangkau lewat sungai. Prinsipnya, distribusi harus dekat dengan warga,” jelas Azwar.

Program bantuan pangan ini tak hanya berfungsi sebagai jaring pengaman sosial, tetapi juga menjadi langkah strategis Bulog dalam menyerap hasil panen petani serta menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan di daerah. (dk)