Targetkan Pengurangan Sampah Masuk TPA, Hanya 10 Persen Akan Jadi Residu

|
<p>Kepala DLH Kotim, Marjuki. </p>

Kepala DLH Kotim, Marjuki. 


TINTABORNEO.COM, Sampit – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menargetkan hanya 10 persen dari total timbunan sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan residu. Hal ini dilakukan melalui upaya pemilahan sampah di tingkat sumber.

Kepala DLH Kotim, Marjuki, menyebutkan bahwa saat ini total timbunan sampah di Kotim mencapai sekitar 240 ton per hari, dengan konsentrasi terbesar berada di dua kecamatan yakni Baamang dan Mentawa Baru Ketapang yang menghasilkan sekitar 130 ton sampah per hari.

“Setiap orang rata-rata menghasilkan 0,54 kilogram sampah per hari. Kalau melihat jumlah penduduk kita, angka itu cukup signifikan,” ujar Marjuki, Kamis (5/6/2025).

Namun ia mengakui, belum seluruh sampah tersebut dapat tertangani dengan optimal. Saat ini, DLH masih mengalami keterbatasan dalam mengangkut seluruh timbunan sampah ke TPA.

“Terus terang, kami belum mampu mengangkut semua sampah. Maka dari itu, kami akan mengubah pendekatan. Ke depan, hanya 10 persen dari total sampah yang dibawa ke TPA, selebihnya harus dipilah dari sumbernya,” tegasnya.

Menurutnya, sampah organik seperti daun dan non-organik seperti plastik, kertas, dan sebagainya, tidak akan lagi dibuang ke TPA dalam bentuk campuran. DLH telah mencanangkan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk para pemulung, untuk memperkuat sistem pemilahan sampah.

“Nanti tidak ada lagi sampah plastik, daun, atau kertas yang masuk ke TPA. Semua harus sudah terpisah dari hulu,” katanya.

Marjuki juga menuturkan bahwa sistem pemilahan sudah mulai diterapkan, salah satunya di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Jalan Kopi. Dalam sepekan terakhir, upaya pemisahan sampah telah dijalankan secara bertahap.

“Kami berharap anggaran dapat mendukung percepatan penanganan sampah ini. Kota Sampit harus jadi contoh dalam pengelolaan sampah yang ramah lingkungan,” pungkasnya. (ri)