Sekolah Perintis Jadi Strategi Putus Kemiskinan, 100 Anak Mulai Didata

|
<p>Wakil Bupati Kabupaten Kotim, Irawati bersama Kepala Dinas Sosial Kotim Hawianan ketika mendampingi Kementerian PUPR Perwakilan Provinsi Kalteng meninjau Islamic Centre Sampit, pada Jumat (27/6/2025).</p>

Wakil Bupati Kabupaten Kotim, Irawati bersama Kepala Dinas Sosial Kotim Hawianan ketika mendampingi Kementerian PUPR Perwakilan Provinsi Kalteng meninjau Islamic Centre Sampit, pada Jumat (27/6/2025).


TINTABORNEO.COM, Sampit – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Pemkab Kotim) terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Salah satunya melalui pendirian sekolah perintis yang dirancang untuk mencetak generasi unggul dari keluarga kurang mampu.

Wakil Bupati Kotim, Irawati, menegaskan bahwa program sekolah perintis bukan sekadar membuka akses pendidikan, tetapi juga merupakan bagian dari strategi besar pemerintah untuk memutus mata rantai kemiskinan.

“Ini bukan hanya menyasar si anak. Program ini menyentuh seluruh keluarga. Pemerintah akan membantu mereka melalui kegiatan usaha, bukan dalam bentuk uang, melainkan dukungan berupa pelatihan, barang, dan kebutuhan produktif lainnya,” ujar Irawati, Sabtu (28/6/2025).

Ia menambahkan, jika rumah keluarga peserta program berdiri di atas lahan bersertifikat seperti SHM atau SKT, maka memungkinkan untuk dibangun atau dilakukan bedah rumah. Pendekatan ini dilakukan agar intervensi yang diberikan berdampak nyata dan berkelanjutan.

“Anak-anak yang nanti sekolah di sini tidak lagi disebut sebagai anak-anak miskin. Mereka adalah anak-anak Indonesia yang hebat, seperti yang dicita-citakan oleh Bapak Presiden. Kita ingin mencetak SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045,” tegasnya.

Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah juga telah meninjau kelayakan fasilitas sekolah perintis yang akan dibuka di kawasan Islamic Center Kotim. Sekolah ini ditujukan bagi pelajar tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).

“Alhamdulillah, tim dari Kementerian PU menilai lokasi ini layak. Memang ada perbaikan minor seperti toilet dan bagian atap, tapi itu wajar mengingat bangunan sudah lama tidak difungsikan,” ujar Irawati.

Ia memastikan, proses pembelajaran di sekolah perintis direncanakan dimulai pada 14 Juli 2025. Sementara perbaikan fasilitas akan dilakukan secara bertahap, tanpa mengganggu aktivitas belajar-mengajar.

“Selama proses berjalan, Kementerian akan terus melakukan perbaikan. Kita di daerah hanya mendampingi dan memfasilitasi,” jelasnya.

Dengan hadirnya sekolah perintis ini, Pemkab Kotim berharap dapat menciptakan ekosistem pendidikan yang menyeluruh, tidak hanya mencerdaskan generasi muda, tetapi juga membangun ketahanan ekonomi keluarga.

Pemkab Kotim sedang mendata 100 anak dari keluarga rentan untuk menjadi peserta angkatan pertama. Melalui Dinas Sosial Kotim, pemerintah hanya diberi waktu dua hari untuk merampungkan pendataan calon siswa yang akan mengikuti pendidikan di Sekolah Perintis, tahap awal sebelum berdirinya Sekolah Rakyat secara penuh.

“Datanya harus segera dikirim ke Kementerian Sosial, karena akan dicocokkan dengan data pusat. Yang diminta bukan hanya jumlah, tapi juga profil lengkap anak,” tambah Irawati.

Kotim menjadi salah satu dari dua kabupaten di Kalimantan Tengah yang dipercaya menggelar program ini. Selain Kotim, ada Kabupaten Gunung Mas. Khusus di Kotim, program ini menyasar jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk menjawab kebutuhan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin.

Rencana pelaksanaan belajar pun sudah ditetapkan. Pada 14 Juli 2025 mendatang, sebanyak 100 siswa akan dibagi ke dalam empat rombongan belajar. Setiap rombel akan diisi 25 siswa. Semua calon siswa diambil dari Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), terutama mereka yang berada pada desil 1 dan 2 atau kelompok termiskin. (ri)