Peralihan Musim Bergeser, Simak Penjelasan BMKG!

<p>Kepala BMKG Sampit, Leonard Mulyono (kanan). </p>
Kepala BMKG Sampit, Leonard Mulyono (kanan).
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Warga Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) masih merasakan hujan dalam beberapa hari terakhir, padahal awal musim kemarau semestinya sudah mulai terasa. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sampit mencatat, peralihan musim tahun ini mengalami pergeseran dari prediksi semula.

“Kita perkirakan kemarau akan dimulai pada pertengahan Juni, tapi karena pengaruh atmosfer global, hujan masih cukup aktif di wilayah ini,” kata Kepala BMKG Sampit, Leonard Mulyono, Selasa (17/6/2025).

Pergeseran ini dipicu oleh terbentuknya bibit siklon di bagian utara Pulau Kalimantan. Menurut Leonard, fenomena tersebut mendorong peningkatan pembentukan awan hujan, termasuk di Kalimantan Tengah, yang menyebabkan langit masih sering mendung dan hujan lokal masih terjadi di beberapa kecamatan.

“Bibit siklon ini seperti pemicu, yang membuat awan hujan tumbuh lebih cepat. Jadi meskipun seharusnya kita sudah masuk kemarau, kondisi atmosfer belum benar-benar stabil,” jelasnya.

BMKG memproyeksikan, wilayah selatan Kotim termasuk Kota Sampit kemungkinan baru benar-benar masuk musim kemarau pada pekan kedua Juni. Sementara itu, wilayah utara seperti Kecamatan Parenggean atau Antang Kalang diprediksi baru memasuki kemarau pada akhir bulan ini.

Meski demikian, Leonard mengingatkan masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem selama masa transisi. Pergeseran musim kerap dibarengi dengan cuaca yang tidak menentu, mulai dari hujan lebat disertai angin kencang, hingga perubahan suhu yang drastis.

“Kita sarankan masyarakat tetap mengikuti perkembangan informasi cuaca harian. Terutama bagi petani atau nelayan, karena aktivitas mereka sangat bergantung pada kondisi cuaca,” ujarnya.

Ia juga menambahkan, pengaruh dari bibit siklon ini bersifat sementara dan diperkirakan akan melemah dalam beberapa waktu ke depan, seiring dengan bergesernya pusat tekanan udara dan peralihan sistem angin muson. (ri)