Pemkab Kotim Luncurkan Aplikasi SILARAS untuk Percepat Penurunan Stunting

|
<p>Bupati Kotim, Halikinnor bersama jajaran saat meluncurkan aplikasi SILARAS, bertempat di Ballroom Wella Hotel Sampit, Jumat (20/6/2025). </p>

Bupati Kotim, Halikinnor bersama jajaran saat meluncurkan aplikasi SILARAS, bertempat di Ballroom Wella Hotel Sampit, Jumat (20/6/2025). 


TINTABORNEO.COM, Sampit – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Halikinnor, menghadiri kegiatan Rembuk Stunting sekaligus meluncurkan aplikasi SILARAS (Sistem Laporan Raport Dapur Sehat Atasi Stunting), bertempat di Ballroom Wella Hotel Sampit, Jumat (20/6/2025). Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antarinstansi untuk menekan angka stunting di Kotim.

Dalam sambutannya, Bupati Halikinnor menegaskan bahwa penanganan stunting merupakan salah satu prioritas utama pemerintah daerah. Ia memaparkan bahwa berdasarkan data Dinas Kesehatan, terdapat 2.543 balita stunting atau 19,61 persen dari total 12.966 balita yang diukur pada bulan timbang Desember 2024. 

Namun demikian, menurut hasil perhitungan internal, terjadi penurunan signifikan sebesar 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya. “Kita masih menunggu hasil resmi dari Kementerian Kesehatan,” ujar Halikinnor.

Bupati menjelaskan, berbagai inovasi telah dilakukan dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kotim, di antaranya program Grebek Stunting berupa pemberian susu dan telur kepada 2.167 balita di seluruh wilayah, pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan balita di 17 kecamatan, serta pengembangan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di 33 desa.

“Melalui rembuk stunting ini, saya berharap lahir inovasi dan kesamaan persepsi dalam penanganan stunting,” katanya.

Ia juga mendorong kerja sama antara perangkat daerah, pemerintah kecamatan, hingga pemerintah desa agar lebih bersinergi.

Aplikasi SILARAS yang baru saja diluncurkan juga menjadi bagian dari strategi percepatan penurunan stunting. Aplikasi ini mempermudah pelaporan kegiatan DASHAT yang merupakan program pemberdayaan masyarakat untuk pemenuhan gizi seimbang, khususnya bagi keluarga berisiko stunting.

“SILARAS akan membantu kami memantau pelaksanaan dapur sehat yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam menyiapkan makanan bergizi, serta mendorong kemandirian ekonomi keluarga melalui pengelolaan pangan sehat berbasis kearifan lokal,” jelas Halikinnor.

Lebih lanjut, Bupati menekankan pentingnya pencegahan stunting dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang mencakup masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. “Ini periode krusial untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak. Kita harus optimalkan intervensi di masa ini,” tegasnya.

Dengan semangat kebersamaan yang dibangun melalui rembuk stunting ini, Pemkab Kotim berharap dapat terus menurunkan angka stunting dan menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas di masa depan. (ri)