Pameran Budaya di Museum Kayu Sampit Sasar Pelajar

Disbudpar Kotim gelar pameran dan edukasi Kultural Museum 2025, Selasa (24/6/2025).
TINTABORNEO.COM, Sampit – Museum Kayu Sampit kembali hidup dan ramai dikunjungi. Selama tiga hari, 24–26 Juni 2025, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menggelar Pameran dan Edukasi Kultural Museum 2025 yang dikemas dengan pendekatan edukatif dan interaktif.
Mengusung tema “Bermain Bersama”, kegiatan ini menyuguhkan berbagai lomba dan pameran budaya yang dirancang khusus untuk menarik minat generasi muda terhadap museum dan sejarah lokal.
“Museum bukan hanya tempat menyimpan benda masa lalu, tapi juga cermin sejarah dan sarana pembelajaran nilai-nilai budaya,” ujar Pj Sekda Kotim, Masri, saat membuka acara, Selasa (24/6/2025) malam.
Ia menegaskan pentingnya museum hadir sebagai ruang publik yang hidup, aktif, dan relevan dengan perkembangan zaman, terutama dalam membentuk karakter generasi muda.
Kepala Disbudpar Kotim, Bima Ekawardhana, menyebut kegiatan ini menargetkan partisipasi hingga 500 pelajar dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari TK hingga SMA.
“Kami ingin museum tidak lagi dipandang membosankan. Dengan konsep yang kompetitif dan menyenangkan, anak-anak bisa belajar sambil bermain,” jelasnya.
Beberapa kegiatan utama dalam pameran ini antara lain lomba cerdas cermat sejarah, pemilihan duta museum, dan pameran alat permainan tradisional. Tak kurang dari 100 peserta terlibat aktif, termasuk pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum.
Tak berhenti di pameran ini saja, Disbudpar Kotim telah menyiapkan program lanjutan berupa museum keliling ke sekolah-sekolah di kecamatan, serta sejumlah kegiatan tematik seperti lomba video dan fotografi, kemah budaya, seminar hasil kajian, hingga FGD kebudayaan.
“Kami ingin menjadikan museum sebagai bagian dari proses pendidikan karakter dan pelestarian budaya lokal di Kotim,” tambah Bima.
Dengan rangkaian program ini, Pemkab Kotim berharap museum dapat menjadi ruang belajar yang hidup dan menyenangkan, sekaligus menjadi bagian penting dalam memperkuat jati diri generasi muda daerah. (dk)
