Kotim Naik Peringkat Arsip Nasional
Kepala Dispustakasip Kotim Rusnah saat menyampaikan laporan pada kegiatan sosialisasi kearsipan bagi arsiparis di lingkungan Pemkab Kotim, Selasa (24/6/2025).
TINTABORNEO.COM, Sampit – Dalam bidang kearsipan, tahun ini peringkat pengelolaan kearsipan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) naik signifikan secara nasional. Dari ratusan kabupaten/kota se-Indonesia, Kotim berhasil naik 30 peringkat dibandingkan tahun sebelumnya. Di tingkat Provinsi Kalimantan Tengah, Kotim kini berada di posisi ke-7 terbaik.
Pencapaian ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispustakasip) Kotim, Rusnah, dalam kegiatan Sosialisasi Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip yang digelar di ruang rapat lantai II Setda Kotim, Selasa (24/6/2025).
“Alhamdulillah tahun ini kita naik 30 peringkat secara nasional dan menjadi terbaik ke-7 di Kalimantan Tengah. Ini hasil kerja keras bersama dalam membenahi sistem dan budaya pengelolaan arsip di seluruh satuan kerja perangkat daerah,” ujar Rusnah.
Lebih lanjut, Rusnah mengungkapkan bahwa terdapat tiga OPD yang berhasil meraih predikat pengelolaan arsip terbaik tahun ini, yaitu Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapperida), serta Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM).
“Tiga OPD ini dinilai paling tertib dan sesuai standar dalam pengelolaan arsip. Dari sekitar 30 OPD di Kotim, mereka yang terbaik. Harapannya ke depan semua bisa mencapai standar yang sama,” jelasnya.
Sebagai bentuk apresiasi, ketiga OPD tersebut akan diberikan penghargaan resmi bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan RI, 17 Agustus mendatang. Langkah ini sekaligus menjadi pemacu bagi perangkat daerah lain untuk lebih serius dalam mengelola arsip secara tertib dan profesional.
Rusnah menambahkan, Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip merupakan strategi pemerintah untuk meningkatkan kesadaran seluruh perangkat daerah akan pentingnya penyelenggaraan kearsipan. Tujuannya tak hanya administratif, tapi juga dalam rangka akuntabilitas dan transparansi pemerintahan.
“Gerakan ini mencakup banyak aspek, dari kebijakan, organisasi, SDM, hingga pendanaan kearsipan. Semuanya harus dikelola secara komprehensif dan berkelanjutan. Ini bukan hanya soal dokumen, tapi juga tentang membangun budaya kerja yang profesional dan akuntabel,” tegas Rusnah.
Dengan capaian dan komitmen yang semakin kuat, Kotim optimistis bisa terus memperbaiki sistem kearsipan dan menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengelolaan arsip modern yang efisien, efektif, dan bernilai strategis. (dk)
