Ketua DPRD Kotim Sesalkan Penghentian Program Makan Bergizi Gratis

Ketua DPRD Kotim, Rimbun.
TINTABORNEO.COM, Sampit – Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Rimbun, menyayangkan penghentian sementara program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang merupakan program nasional. Ia menilai, penghentian ini merupakan kemunduran dalam upaya meningkatkan kesehatan peserta didik, khususnya di wilayah pedalaman.
“Ini sangat kami sesalkan. Program MBG merupakan program Presiden yang sangat baik dan kami mendukung sepenuhnya demi kesehatan siswa-siswi di Kotim,” ujar Rimbun, Jumat (13/6/2025).
Menurutnya, kendala pelaksanaan MBG bahkan sudah muncul di wilayah perkotaan, sehingga dikhawatirkan akan semakin rumit di wilayah pelosok yang memiliki tantangan infrastruktur lebih kompleks.
“Jika pelaksanaan di kota saja sudah menemui kendala, bagaimana dengan di pedalaman? Ini yang menjadi perhatian dan sekaligus kekhawatiran kami,” tegasnya.
Sebagai langkah antisipatif, Rimbun mendorong agar Pemerintah Daerah bersama DPRD segera melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pihak-pihak terkait di tingkat pusat. Ia menekankan bahwa program MBG bersifat vertikal dan tidak bisa ditangani sepihak oleh pemerintah daerah.
“Kami mendorong adanya komunikasi resmi dengan pengelola MBG di pusat agar Pemkab Kotim bisa mendapatkan petunjuk, saran, dan informasi yang diperlukan. Kita tidak bisa berjalan sendiri karena ini lintas instansi dan bersifat vertikal,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Kotim Halikinnor mengungkapkan bahwa penghentian sementara program MBG dilakukan oleh pihak vendor pelaksana. Menurutnya, saat ini vendor sedang berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengevaluasi pelaksanaan awal program.
“Nanti vendor akan berkoordinasi dengan kami. Saat ini kami hanya menerima laporan bahwa program dihentikan sementara, kemungkinan untuk keperluan evaluasi agar ke depan lebih optimal,” kata Halikinnor.
Ia menilai evaluasi merupakan hal wajar dalam tahap awal implementasi program. Halikinnor berharap evaluasi tersebut dapat memperbaiki kekurangan yang ada, sehingga MBG dapat kembali dilaksanakan dan memberi manfaat nyata bagi anak-anak di Kotim.
“Evaluasi itu penting untuk mengetahui kekurangan yang ada. Harapannya, kekurangan tersebut bisa segera dilengkapi agar MBG dilanjutkan dan benar-benar mendukung pemenuhan gizi anak-anak kita,” pungkasnya. (ri)