Kekeringan Ancam Wilayah Utara Kotim, BPBD Siaga Distribusi Air Bersih

|
<p>Kepala BPBD Kotim, Multazam saat diwawancarai</p>

Kepala BPBD Kotim, Multazam saat diwawancarai


TINTABORNEO.COM, Sampit – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Multazam, mengungkapkan bahwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta banjir masih menjadi bencana yang paling sering terjadi di wilayah Kotim. Namun, ia menyoroti ancaman kekeringan yang mulai terasa di wilayah hulu, terutama di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Mentaya.

“Selama ini kekeringan memang tidak terlalu terekspos karena dampaknya kecil, khususnya di wilayah selatan. Tapi hasil pemantauan kami di wilayah utara, jika Sungai Mentaya mengalami penyusutan debit air, maka daerah hulu akan mengalami pendangkalan,” ujar Multazam, Rabu (4/6/2025).

Pendangkalan sungai, lanjut Multazam, berpotensi menyebabkan air yang tersedia tidak layak dikonsumsi masyarakat. Hal ini menjadi perhatian serius BPBD, karena air bersih merupakan kebutuhan dasar yang sangat memengaruhi kesehatan masyarakat.

“Kalau airnya dangkal dan kualitasnya menurun, tentu tidak bisa dikonsumsi. Ini menjadi tantangan teknis bagaimana nanti distribusi air bersih bisa dijangkau ke wilayah utara. Apalagi ini juga berkaitan dengan penurunan angka stunting, karena air bersih merupakan faktor penting dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Sebagai langkah awal, BPBD Kotim telah mengidentifikasi satu desa yang akan menjadi lokasi intervensi awal. Pihaknya berharap kerja sama aktif dari pemerintah kecamatan dan desa agar program ini bisa berjalan efektif.

“Langkah ini kita rancang dalam skema jangka menengah. Mudah-mudahan pihak kecamatan dan desa bisa membantu dalam implementasinya di lapangan,” pungkas Multazam.

Dengan kondisi cuaca yang semakin ekstrem, BPBD Kotim terus melakukan pemantauan dan persiapan antisipatif untuk menghadapi berbagai potensi bencana di masa mendatang. (ri)