Karhutla Mulai Mengancam Kotim, BPBD Tingkatkan Kesiagaan

<p>Kebakaran lahan di Desa Eka Bahurui beberapa waktu lalu</p>
Kebakaran lahan di Desa Eka Bahurui beberapa waktu lalu
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Memasuki awal musim kemarau yang diprediksi berlangsung mulai Juni 2025, kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mulai bermunculan. Salah satu insiden terbaru terjadi di Desa Eka Bahurui, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, pada Kamis (5/6/2025) lalu. 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, Multazam, mengungkapkan bahwa kejadian ini sejalan dengan prakiraan musim kemarau yang telah disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Menurutnya, penurunan curah hujan sejak akhir Mei telah meningkatkan potensi terjadinya kebakaran.

“Curah hujan memang sudah berkurang sejak pekan ketiga bulan Mei. Memasuki Juni, kita mulai masuk musim kemarau. Salah satu kebakaran sudah terjadi di Desa Eka Bahurui,” ujar Multazam, Minggu (8/6/2025).

Dijelaskannya, kebakaran tersebut melanda lahan gambut dan semak belukar seluas sekitar 0,378 hektare. BPBD yang menerima laporan segera menerjunkan tim pemadam ke lokasi.

“Begitu mendapat laporan, tim langsung ke lapangan dan melakukan pemadaman. Api berhasil dipadamkan sepenuhnya setelah dilakukan proses pendinginan,” jelasnya.

Berdasarkan hasil koordinasi antara BPBD Kotim dan BMKG Tjilik Riwut Palangka Raya, kemarau di wilayah ini diperkirakan akan berlangsung selama kurang lebih 4 bulan 10 hari. Walaupun hujan masih mungkin terjadi, intensitas dan frekuensinya diprediksi rendah.

Multazam mengingatkan, selama musim kemarau potensi karhutla akan meningkat tajam. Dampaknya sangat luas, mulai dari kerusakan lingkungan, gangguan kesehatan, hingga kerugian ekonomi dan sosial.

“Kebakaran bisa terjadi karena berbagai faktor, baik spontan alami maupun akibat kelalaian manusia. Sering kali, kita temui api yang berasal dari pembakaran di pemukiman atau di lahan terbuka,” tuturnya.

Untuk mengantisipasi potensi kebakaran lebih luas, BPBD Kotim kini memperkuat langkah-langkah pencegahan. Sosialisasi bahaya karhutla, patroli rutin, serta pemantauan ketat di titik-titik rawan akan terus dilakukan.

“Kami juga mengajak masyarakat untuk aktif berpartisipasi. Jangan membakar sampah sembarangan. Jika ada tanda-tanda kebakaran, segera laporkan ke kami,” imbau Multazam.

Dengan cuaca yang semakin panas dan curah hujan yang makin minim, keterlibatan masyarakat dinilai sangat penting dalam menjaga lingkungan.

“Kolaborasi semua pihak adalah kunci. Dengan kerja sama yang baik, kita bisa meminimalkan risiko karhutla di Kotim, sehingga masyarakat bisa melalui musim kemarau dengan aman,” pungkasnya. (ri)