Ditpolairud Polda Kalteng Imbau Warga DAS Kumai Waspadai Penyebaran Paham Radikalisme dan Terorisme

TINTABORNEO.COM, Pangkalan Bun – Dalam upaya memperkuat ketahanan ideologi bangsa, personel Kapal Polisi XVIII-2004 Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Kalimantan Tengah menggelar kegiatan sosialisasi kepada masyarakat di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar).
Fokus utama kegiatan ini adalah memberikan imbauan kepada masyarakat untuk mewaspadai bahaya penyebaran paham radikalisme dan terorisme.
Komandan Kapal KP XVIII-2004, Bripka M.M. Siregar, menjelaskan bahwa paham radikalisme sangat bertentangan dengan nilai-nilai dasar bangsa Indonesia, terutama sila pertama Pancasila, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa.
“Radikalisme bertentangan dengan sifat ketuhanan yang menjunjung tinggi toleransi, tidak memaksakan kehendak, dan menolak kekerasan sebagai jalan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, penting bagi seluruh warga negara memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” tegasnya. Senin (2/6/2025).
Ia menambahkan, radikalisme tidak hanya mengancam keamanan, tetapi juga merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Karena itu, edukasi dan pemahaman ideologi Pancasila harus terus ditanamkan kepada masyarakat dari berbagai lapisan.
Kapolda Kalimantan Tengah, Irjen Pol Iwan Kurniawan, melalui Direktur Polairud Kombes Pol Dony Eka Putra, turut mengingatkan bahwa kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan bagian penting dari kewarganegaraan yang sehat.
“Kita semua bertanggung jawab menjaga keutuhan NKRI. Jangan terpengaruh paham rasis atau ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan semangat persatuan,” ujar Kombes Dony.
Menurutnya, masyarakat perlu dibekali pengetahuan agar bisa berpikir dan bertindak berdasarkan prinsip demokrasi dan hukum yang berlaku, demi tercapainya tujuan bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Ditpolairud Polda Kalteng untuk tidak hanya menjaga keamanan perairan, tetapi juga membangun ketahanan ideologi nasional melalui pendekatan edukatif dan humanis di tengah masyarakat. (li)