Dewan Dorong Realokasi Anggaran untuk Jalan Strategis Parenggean

Anggota DPRD Kotim, Andi Lala
TINTABORNEO.COM, Sampit – Ketimpangan pembangunan infrastruktur kembali disorot oleh Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Andi Lala, yang mendesak pemerintah daerah agar segera merealisasikan perbaikan jalan penghubung antara Desa Bejarau dan Kelurahan Parenggean, Kecamatan Parenggean.
Jalan sepanjang 2,5 kilometer tersebut dinilai sangat vital karena berada di kawasan padat penduduk serta menjadi akses utama menuju Rumah Sakit Pratama Parenggean.
“Saya sudah berulang kali menagih janji pemerintah daerah terkait jalan Bejarau-Parenggean. Pertama, jalan itu sangat vital karena kiri dan kanannya penuh dengan permukiman warga. Kedua, di sana juga ada Rumah Sakit Pratama Parenggean,” ujar Andi Lala, Kamis (19/6/2025).
Ia menilai lambannya realisasi perbaikan jalan menunjukkan adanya ketimpangan dalam perhatian terhadap daerah-daerah penyumbang pendapatan.
Menurutnya, wilayah Kecamatan Parenggean yang termasuk Daerah Pemilihan (Dapil) V merupakan salah satu penyokong besar Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kotim, namun justru minim sentuhan infrastruktur dasar.
“Parenggean ini penyumbang pajak yang besar. Sangat tidak masuk akal kalau akses jalannya saja masih seperti itu. Jalan provinsi saja yang bukan kewajiban kabupaten bisa mulus, masa jalan milik kabupaten justru terbengkalai,” tegas politisi Partai Gerindra ini.
Andi menyampaikan bahwa sebelumnya sempat tersedia Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp1,5 miliar untuk perbaikan jalan tersebut.
Namun, akibat kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah pusat, pencairan dana tersebut tertunda. Kini, ia mendorong agar sisa Dana Bagi Hasil (DBH) Sawit sebesar Rp4 miliar dapat dimanfaatkan untuk mempercepat pengerjaan akses tersebut.
“Kemarin saat rapat dengan pemerintah daerah, saya sudah sampaikan agar tahun ini pengerjaan jalan bisa dimulai. Minimal dilakukan pengerasan dulu dengan anggaran sekitar Rp500 juta sampai Rp750 juta. Tahun depan baru kita usulkan pengaspalan,” jelasnya.
Selain sebagai akses utama ke fasilitas kesehatan, jalan Bejarau-Parenggean juga berfungsi sebagai penghubung aktivitas ekonomi dan mobilitas warga sehari-hari. Menurut Andi, buruknya kondisi jalan tersebut kerap menyulitkan masyarakat, terutama saat musim hujan, karena menyebabkan jalan becek dan sulit dilalui.
Ia berharap pemerintah daerah dapat lebih serius mendengar aspirasi masyarakat Parenggean dan segera memasukkan proyek perbaikan jalan tersebut dalam skala prioritas Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun anggaran 2025.
“Jangan sampai masyarakat terus menjadi korban dari kebijakan fiskal yang tidak adil. Kalau pendapatan dari daerah ini besar, mestinya pembangunan dasarnya juga seimbang,” pungkasnya. (ri)
