Bahas Penyempurnaan RPJMD, Bupati Halikinnor Targetkan IPM Naik di Atas 80 Persen

Bupati Kotim, Halikinnor saat memimpin rapat penyempurnaan RPJMD, di Rujab Bupati Kotim, Senin (23/6/2025).
TINTABORNEO.COM, Sampit – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menggelar rapat penyempurnaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang dipimpin langsung oleh Bupati Kotim, Halikinnor, bersama jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Rapat ini berlangsung di Rumah Jabatan Bupati Kotim, pada Senin (23/6/2025).
Dalam rapat tersebut, Bupati Halikinnor menyoroti pentingnya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai indikator utama keberhasilan pembangunan daerah. Ia menilai target IPM sebelumnya sebesar 74,35 persen terlalu rendah dan perlu ditingkatkan.
“Saya minta target IPM kita ditingkatkan paling tidak di angka 80 persen ke atas. Supaya kita bekerja lebih keras untuk mencapainya. Walaupun belum tentu tercapai 100 persen, tetapi dengan target tinggi kita akan berusaha semaksimal mungkin,” tegas Halikinnor.
Menurutnya, target yang terlalu rendah dapat menciptakan kesan pesimistis sejak awal. Ia ingin seluruh jajaran OPD memiliki semangat dan optimisme dalam menjalankan program pembangunan.
Selain itu, Halikinnor juga meminta agar penurunan angka kemiskinan menjadi salah satu fokus utama dalam revisi RPJMD. Ia optimis bahwa Kabupaten Kotim mampu mencatat perbaikan signifikan dalam kedua aspek tersebut, yakni peningkatan IPM dan penurunan angka kemiskinan.
Lebih lanjut, Bupati juga menyinggung keberhasilan Kotim dalam menurunkan angka stunting secara drastis. Ia menyebut bahwa berbagai inovasi dan kerja keras lintas sektor telah berhasil menurunkan angka stunting dari 35,5 persen menjadi 22 persen.
“Bahkan pihak pusat sempat tidak percaya karena penurunannya dianggap tidak masuk logika. Tapi itu kenyataan dan hasil kerja keras kita semua,” jelasnya.
Halikinnor juga mengimbau masyarakat, khususnya ibu hamil dan ibu dengan balita, untuk aktif mengikuti layanan kesehatan seperti posyandu dan puskesmas. Ia menekankan bahwa upaya pencegahan sejak dini sangat berpengaruh terhadap angka kelahiran sehat dan penurunan angka kematian bayi, dua indikator penting dalam peningkatan IPM.
“Kalau ibu-ibu hamil rutin kontrol, maka potensi masalah bisa dideteksi dan dicegah sejak awal. Ini akan berdampak besar terhadap kualitas hidup masyarakat,” pungkasnya. (ri)
