Minim Pembinaan, Kotim Tetap Tunjukkan Gigi di FBIM Kalteng

<p>Kontingen Kabupaten Kotim cabang Lawang Sakepeng kategori putri yang berhasil meraih Juara Harapan 2 di FBIM 2025, di Palangka Raya. </p>
Kontingen Kabupaten Kotim cabang Lawang Sakepeng kategori putri yang berhasil meraih Juara Harapan 2 di FBIM 2025, di Palangka Raya.
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Meski dengan persiapan yang terbatas dan pembinaan yang masih minim, kontingen budaya Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tetap mampu bersaing dan menorehkan prestasi di ajang Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2025 yang digelar di Palangka Raya. 

Capaian ini sekaligus menjadi cermin bahwa potensi besar Kotim di bidang budaya masih sangat menjanjikan jika mendapat perhatian lebih serius dari pemerintah daerah.

Dari beberapa cabang yang diikuti, tim Kotim berhasil membawa pulang Juara 1 untuk lomba Masak Sukup Simpan, Juara 3 untuk Balogo, Juara Harapan 1 untuk Karungut, dan Juara Harapan 2 untuk cabang Lawang Sakepeng. Sementara cabang Sepak Sawut belum berhasil menyumbangkan medali, dan cabang Bagasing masih menjalani pertandingan pada hari ini.

Pembina Lawang Sakepeng Kotim, Agus Sanang, mengapresiasi semangat para peserta yang tetap tampil maksimal di tengah keterbatasan. Namun, ia juga menyoroti pentingnya perhatian dan pembinaan yang lebih serius dari Pemerintah Kabupaten Kotim, khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

“Prestasi ini patut disyukuri, tapi harus diakui bahwa persiapan kami masih sangat terbatas. Anak-anak ini berlatih dengan semangat, namun tanpa dukungan maksimal, kita akan sulit bersaing lebih tinggi. Saya berharap ada evaluasi menyeluruh dari pihak terkait,” ungkapnya.

Menurut Agus, salah satu hal yang perlu dibenahi ke depan adalah soal manajemen waktu latihan, fasilitas, serta pelatih yang kompeten, sehingga persiapan untuk kontingen bisa lebih siap dan maksimal. 

“Kami ingin ada perencanaan jangka panjang. Jangan mendadak ketika lomba baru digelar, tapi harus dibina sejak jauh hari. Kalau pembinaannya matang, saya yakin Kotim bisa juara di banyak cabang,” tegasnya.

Agus juga mengingatkan bahwa pelestarian budaya bukan hanya tugas pegiat seni, tapi juga butuh peran aktif pemerintah daerah. “Kalau tidak dibina secara berkelanjutan, anak-anak muda bisa kehilangan minat. Ini bukan sekadar ajang lomba, tapi soal menjaga identitas budaya kita,” tambahnya.

Keikutsertaan Kotim dalam FBIM 2025 menjadi bukti bahwa semangat pelestarian budaya tetap terjaga. Namun ke depan, dibutuhkan komitmen lebih kuat dari semua pihak agar potensi yang ada benar-benar bisa dioptimalkan dan membawa nama daerah lebih harum di tingkat provinsi bahkan nasional. (ri)