Jadwal Kunjungan Jadi Strategi Jitu Bagi Kotim Untuk Jaga Perpustakaan Tetap Hidup

Tampak pelajar SMA di Kotim mendapat jadwal dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan untuk berkunjung ke Gedung Perpustakaan.
TINTABORNEO.COM, Sampit – Di tengah era digital yang serbacepat, keberadaan perpustakaan masih menjadi ruang yang dicari. Namun, menjaga ruang baca tetap hidup dan terisi bukan perkara mudah. Di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Dinas Perpustakaan dan Kearsipan punya cara tersendiri untuk mengatasinya, yakni dengan sistem kunjungan terjadwal bagi pelajar.
“Kalau masyarakat umum, kami persilakan datang kapan saja selama jam kerja. Tapi untuk sekolah, kami atur jadwal kunjungan agar ruang perpustakaan selalu aktif,” kata Kepala Bidang Layanan Pengolahan dan Pengembangan Perpustakaan, Luci Dian Andayani, Senin (19/5/2025).
Pendekatan ini bukan tanpa alasan. Menurut Luci, tanpa sistem yang teratur, perpustakaan bisa saja ramai di satu waktu, tapi lengang di waktu lainnya. Karena itu, dengan penjadwalan, arus kunjungan lebih merata dan fasilitas perpustakaan bisa dimanfaatkan secara maksimal.
“Kami senang jika sekolah-sekolah menghubungi kami untuk menjadwalkan kunjungan. Itu sangat membantu kami dalam menyeimbangkan aktivitas di perpustakaan,” tambahnya.
Strategi ini rupanya membuahkan hasil. Perpustakaan daerah kini tak pernah benar-benar sepi. Dari anak-anak PAUD yang riang di area baca lantai dasar, hingga pelajar SMA dan masyarakat umum yang sibuk membuka referensi di lantai atas, semua menemukan tempatnya.
“Koleksi kami beragam, mulai dari buku cerita anak, referensi umum, buletin, sampai bahan bacaan untuk riset. Ruang bacanya pun kami kelola sesuai jenjang usia,” ujarnya.
Upaya menjaga perpustakaan tetap hidup juga didukung dengan dorongan peningkatan Indeks Pembangunan Layanan Perpustakaan Masyarakat (IPRM), indikator penting dalam penilaian akreditasi perpustakaan.
Saat ini, Kotim menargetkan peningkatan nilai akreditasi dengan mengembangkan pelayanan yang lebih merata dan berbasis kebutuhan masyarakat.
“IPRM ini sangat penting. Setiap tahun provinsi mengevaluasi. Kami ingin naik akreditasinya, dan itu dimulai dari peningkatan layanan,” jelasnya.
Ke depan, perpustakaan daerah Kotim diharapkan tak hanya menjadi ruang baca, tapi juga ruang tumbuhnya budaya literasi masyarakat. Promosi akan terus digencarkan agar semakin banyak warga sadar bahwa perpustakaan bukan sekadar tempat buku, tapi tempat berkembangnya pengetahuan. (ri)