Dorong Penguatan Peternak Lokal untuk Kurangi Ketergantungan Impor Sapi

|
<p>Anggota Komisi II DPRD Kotim, Zainuddin. </p>

Anggota Komisi II DPRD Kotim, Zainuddin. 


TINTABORNEO.COM, Sampit – Anggota Komisi II DPRD Kotawaringin Timur (Kotim), Zainuddin, mendorong pemerintah daerah agar mengambil langkah konkret dalam mendukung peternak lokal. 

Menurutnya, perhatian terhadap sektor peternakan merupakan kunci menjaga ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan terhadap pasokan sapi dari luar daerah.

“Kami selalu mendorong pemerintah untuk memberikan dukungan kepada peternak lokal, khususnya di wilayah Kotim. Bentuknya bisa berupa bantuan, pembinaan, maupun program-program pengembangan peternakan,” ujar Zainuddin, Kamis (29/5/2025).

Ia mengapresiasi upaya Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distankp) Kotim melalui bidang peternakan yang dinilai telah banyak melakukan pengembangan, baik pada peternakan sapi maupun kambing. Meski begitu, menurutnya, masih diperlukan peningkatan dalam aspek populasi dan produktivitas ternak.

“Dalam persaingan dagang, kita tidak bisa membatasi masuknya sapi dari luar daerah, seperti dari Banjarmasin, Sulawesi, atau Pulau Jawa. Itu merupakan bagian dari aktivitas ekonomi masyarakat. Namun, kita tetap harus mendorong agar peternak lokal mampu bersaing,” katanya.

Sebagai salah satu solusi, Zainuddin menyarankan penerapan sistem integrasi sawit-sapi. Sistem ini memungkinkan lahan perkebunan sawit dimanfaatkan untuk peternakan, sehingga mendatangkan keuntungan ganda.

“Yang pertama, kotoran sapi bisa digunakan sebagai pupuk untuk sawit. Kedua, peternakan lokal bisa berkembang lebih optimal. Ini seharusnya menjadi perhatian kita bersama,” jelasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya pengawasan terhadap lalu lintas hewan ternak, terutama menjelang hari raya kurban. Menurutnya, meskipun tidak ada larangan atas masuknya hewan kurban dari luar daerah, aspek kesehatan tetap harus menjadi prioritas.

“Kita tidak bisa melarang sapi dari luar masuk ke Kotim, tapi kita harus memastikan bahwa hewan-hewan tersebut sudah divaksin dan menjalani karantina. Tujuannya agar tidak membawa penyakit seperti PMK yang bisa merugikan masyarakat,” tegasnya.

Zainuddin berharap, melalui dukungan yang berkelanjutan dan pendekatan yang terarah, sektor peternakan di Kotim dapat tumbuh lebih kuat, mandiri, dan berdaya saing tinggi. (ri)