Dewan Tegaskan Penutupan Jalan Bengkirai Harusnya Libatkan Masyarakat

TINTABORNEO.COM, Sampit – Rencana penutupan jalan utama menuju kawasan Bengkirai, Kelurahan Baamang Hulu, Kecamatan Baamang, kembali mendapat sorotan dari Anggota DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) Dadang H Syamsu, yang menilai kebijakan tersebut tidak boleh diputuskan sepihak tanpa melibatkan masyarakat terdampak.
Dadang dari Dapil II Kotim ini menegaskan bahwa percepatan pembangunan daerah memang penting, dan ia mengapresiasi langkah Bupati dalam mendorong pengembangan Bandara H Asan Sampit sebagai bagian dari strategi membuka akses ekonomi.
Namun, ia mengingatkan agar proyek tersebut tidak justru menciptakan ketimpangan baru.
“Pembangunan yang terlalu terfokus dan tidak merata bisa menimbulkan kesenjangan sosial. Jangan sampai ada wilayah yang merasa ditinggalkan,” kata Dadang, Minggu (25/05/2025).
Politisi PAN itu menilai, masyarakat di sekitar wilayah bandara khususnya Bengkirai berpotensi mengalami dampak serius bila akses utama mereka ditutup.
Ia menyebut pentingnya pemerataan pembangunan, khususnya pemenuhan kebutuhan dasar seperti akses pendidikan, layanan kesehatan, hingga ketersediaan air bersih.
Lebih jauh, Dadang menekankan bahwa dalam konteks perencanaan pembangunan, partisipasi publik merupakan hal yang mutlak.
“Warga harus diajak berdiskusi. Jangan sampai pembangunan malah memunculkan keresahan karena mereka merasa tak dilibatkan,” ujarnya.
Sebelumnya, warga Bengkirai menyampaikan protes keras atas rencana penutupan jalan tersebut. Mereka menilai kebijakan itu diambil tanpa sosialisasi dan justru diketahui melalui pemberitaan di media.
“Kami kaget dan kecewa. Tidak pernah ada pertemuan atau penjelasan dari pihak berwenang. Seharusnya ada musyawarah,” ujar Anjas, salah satu warga, Sabtu (24/5/2025) kemarin.
Warga juga khawatir, penutupan jalan itu akan menyulitkan mobilitas harian, terutama anak-anak yang harus berangkat sekolah melewati jalur tersebut. Apalagi, jalan alternatif yang ditawarkan dinilai belum memadai. (ri)