Bulog Sudah Serap 50 Ton Gabah Petani Kotim, Penyerapan Diprediksi Terus Bertambah
TINTABORNEO.COM, Sampit – Program Serap Gabah (Sergab) yang dijalankan Perum Bulog Kantor Cabang Kotawaringin Timur (Kotim) mulai menunjukkan hasil signifikan. Hingga awal April ini, Bulog tercatat telah menyerap sekitar 50 ton gabah petani lokal, dan angka tersebut diperkirakan terus meningkat seiring memasuki puncak panen Mei mendatang.
Kepala Perum Bulog KC Kotim, Muhammad Azwar Fuad, menjelaskan bahwa penyerapan gabah dilakukan dengan mengacu pada Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terbaru, yakni Rp6.500 per kilogram untuk gabah kering panen (GKP).
“Angka 50 ton ini baru permulaan. Kami optimistis jumlahnya akan terus bertambah, terutama karena luas tanam di Kotim mencapai 8.000 hektare. Jika rata-rata hasil panen 4 ton per hektare, maka potensi gabah yang bisa diserap mencapai 32.000 ton,” ujar Azwar.
Penyerapan terbaru dilakukan dari Kelompok Tani Brigade Pangan Sei Bujur Maju di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, dengan asumsi 4.600 kilogram GKP per hektare. Nilai transaksinya mencapai Rp29,9 juta. Kegiatan ini disaksikan langsung oleh Bupati Kotim Halikinnor bersama jajaran pejabat daerah, dalam rangkaian panen serentak nasional bersama Presiden RI Prabowo Subianto secara daring, Senin (7/4/2025).
Azwar menegaskan komitmen Bulog untuk menyerap sebanyak mungkin hasil panen petani, baik dari Kotim maupun Katingan. Sementara itu, pihak swasta tetap diberi ruang untuk membeli gabah di atas HPP, guna menciptakan iklim pasar yang sehat bagi petani.
Program Sergab sendiri telah dijalankan sejak Maret lalu di Desa Lampuyang. Saat itu, Bulog dan Dinas Pertanian serta Ketahanan Pangan (DPKP) Kotim berhasil menyerap lebih dari 14 ton gabah dari dua kelompok tani, dengan nilai hampir Rp93 juta.
Bupati Halikinnor menyambut baik progres Sergab dan menilai program ini memberi perlindungan nyata bagi petani dari fluktuasi harga pasar.
“Dengan adanya kepastian harga dan pembayaran langsung dari Bulog, petani tidak lagi bergantung pada tengkulak. Ini penting untuk menjaga semangat mereka agar terus mengolah lahan,” kata Halikinnor.
Menurutnya, keberhasilan Sergab menjadi bagian penting dalam membangun ketahanan pangan daerah. Ia pun berharap, penyerapan terus berjalan optimal hingga akhir musim panen. (dk)